Komet: Pengertian, Ciri, Jenis, Bagian, Gambar, Contoh dan Proses Pembentukannya
https://blogmipa-geografi.blogspot.com/2018/02/komet.html
Daftar Materi Geografi
Advertisement
Baca Juga:
Tata surya atau sistem matahari adalah suatu sistem yang terdapat di jagat raya terdiri atas matahari sebagai pusatnya, planet-planet (termasuk Planet Bumi), satelit-satelit (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan benda-benda lainnya sebagai anggota dari tata surya yang beredar mengelilingi pusatnya, yakni matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa bintang-bintang yang lainnya pun kemungkinan besar memiliki sistem seperti tata surya dengan pusat dan lintasan orbit tertentu. Dalam arti lain, bukan tidak mungkin setiap bintang memiliki sistem bintang seperti Matahari, karena matahari hanya merupakan satu dari miliaran bintang yang ada di jagat raya.
Benda-benda angkasa yang termasuk struktur utama dari sistem tata surya adalah:
1.
|
Matahari (the sun)
|
2.
|
Planet-planet (the planets)
|
3.
|
Bulan (the moon) dan satelit lainnya
|
4.
|
Asteroid
|
5.
|
Komet
|
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian, karakteristik, macam-macam, bagian-bagian, gambar, contoh dan proses pembentukan komet. Untuk itu, silahka kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini. Selamat membaca dan belajar, semoga bisa paham.
Pengertian Komet
Kata komet berasal dari bahasa Yunani, yaitu kometes yang artinya “rambut panjang”, hal ini dikarenakan ekor komet tampak panjang dan indah ketika mendekati matahari. Komet juga diistilahkan sebagai bintang berekor, namun istilah tersebut kurang tepat karena komet sama sekali bukan termasuk bintang (benda yang memancarkan cahaya sendiri). Sedangkan orang-orang Jawa menyebutnya sebagai lintang kemukus karena ekornya mirip “kukus” atau berdebu.
Komet merupakan anggota tata surya yang beredar mengelilingi matahari dan menerima energi dari matahari. Komet adalah kumpulan bongkahan-bongkahan batu yang diselubungi oleh kabut gas, ketika mendekati matahari mengeluarkan gas yang bercahaya pada bagian kepala dan semburan cahaya yang terlihat seperti ekor.
Semakin dekat komet dengan matahari, maka semakin besar tekanan cahaya matahari yang diterimanya dan semakin panjang ekor kometnya. Ekor komet biasanya terdiri atas CO, CH dan gas labil CH2, NH dan H2O. Diameter komet termasuk selubung gas kurang lebih 100.000 km, sedangkan diameter inti yang berupa bongkah-bongkah batu berkisar 10 sampai 20 km.
Dibandingkan dengan planet, komet mempunyai lintasan yang lebih lonjong dan tidak selalu terletak pada bidang ekliptika. Komet memiliki peredaran secara periodik. Sebagai contoh komet Halley yang mempunyai periode revolusi 76 tahun. Komet Halley terlihat pada tahun 1835, 1910, kemudian muncul lagi pada tahun 1986. Dapatkah kalian memperkirakan kapan komet Halley akan muncul lagi dan terlihat dari Bumi?
Mengapa komet memiliki “ekor”?
Sebagian besar tubuh komet dibentuk oleh berbagai gas, termasuk Sianogen (CN), Karbon (C), Karbon monoksida (CO), Nitrogen (N2), Hidroksil (OH), dan Nitrogen Hidrid (NH). Komet mengedari Matahari dengan bidang orbit yang berbeda-beda. Ada yang berbentuk elips sangat pipih, parabola, bahkan hiperbola.
Pada saat komet sangat dekat dengan Matahari, sebagian partikel-partikel tubuhnya mencair karena panas Matahari dan membentuk ekor. Semakin dekat dengan matahari, ekor komet semakin panjang. Adapun pada saat jaraknya jauh dari Matahari, hampir semua bagian tubuhnya membeku sehingga tidak terdapat lagi ekor.
Ciri-Ciri Komet
Komet merupakan benda langit yang mirip dengan asteroid. Apabila diamati dari dekat, maka akan sangat mudah mengenali perbedaan antara komet dan asteroid. Namun, apabila dilihat dari bumi maka akan sangat sulit untuk membedakan yang mana komet. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui tentang ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh komet. Adapun beberapa karakteristik dari komet adalah sebagai berikut.
■ Komet bukan merupakan sebuah bintang, yang artinya komet tidak dapat memancarkan cahaya sendiri.
■ Komet terbentuk dari es dan debu yang terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari Matahari. Ketika mendekati Matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor.
■ Komet mengelilingi Matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata surya.
■ Komet merupakan gas pijar dengan garis edar yang berbeda-beda.
■ Komet terlihat memiliki ekor dengan panjang ekor komet dapat mencapai jutaan km.
■ Komet dapat terlihat ketika masih jauh dari matahari, bagian yang pertama kali dilihat adalah inti komet.
■ Komet merupakan benda angkasa yang mirip asteroid, tetapi hampir seluruhnya terbentuk dari gas (karbon dioksida, metana, air) dan debu yang membeku.
■ Komet sering juga disebut dengan bintang berekor, walaupun komet itu sendiri bukan sebuah bintang.
■ Komet memiliki orbit atau lintasan yang berbentuk elips, lebih lonjong dan panjang daripada orbit planet. Beberapa komet menempuh jarak lebih jauh di luar angkasa daripada planet dan juga beberapa komet membutuhkan ribuan tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit Matahari.
■ Komet merupakan benda angkasa seperti lapisan batu yang terlihat mempunyai cahaya dikarenakan adanya gesekan-gesekan atom-atom di udara.
Sejarah Penemuan Komet
Pada zaman dahulu, kemunculan sebuah komet dipercaya sebagai suatu pertanda akan datangnya sebuah malapetaka besar. Namun, Astronom Babilonia dan Tiongkok mempercayai bahwa komet adalah objek yang beredar di angkasa sebagaimana halnya planet, jadi tidak ada kaitannya antara kemunculan planet dengan malapetaka.
Lalu bangsa Yunani memiliki anggapan bahwa komet adalah fenomena atmosfer, sejenis uap air yang berasal dari permukaan Bumi. Pada abad ke-16, Tycho Brahe menyangkap pandangan tersebut. Ia memaparkan pandangannya bahwa komet tidak hanya sebuah fenomena alam, tetapi diyakini sebagai sebuah benda angkasa yang letaknya dari bumi lebih jauh daripada Bulan.
Pada abad ke-17, Sir Isaac Newton menemukan sebuah metode untuk menghitung orbit dari sebuah komet berdasarkan lintasan yang dapat diamati di angkasa. Newton menentukan bahwa komet yang nampak pada bulan Desember 1680 mengikuti orbit parabola yang sangat panjang.
Edmond Halley, seorang ilmuwan yang hidup sezaman dengan Newton menemukan bahwa orbit dari komet yang pernah muncul pada tahun 1531, 1607, dan 1682 adalah hampir identik. Penemuan ini membawanya kepada suatu kesimpulan bahwa ketiga penampakan tersebut adalah komet yang sama. Ia kemudian meramalkan bahwa komet tersebut akan muncul lagi pada tahun 1758. Namun, sebelum tahun 1758, Halley sudah meninggal.
Komet yang kemunculannya diramalkan oleh Edmond Halley ini kemudian dinamakan komet Halley. Kemunculan komet Halley ternyata telah tercatat sebanyak 20 kali sejak tahun 239 SM. Penampakan terakhir adalah pada tahun 1985-1986.
Sistem Penamaan Komet
Komet yang baru ditemukan biasanya diberi nama menurut tahun penemuannya ditambah sebuah huruf yang mengindikasikan urutan penampakan komet itu pada tahun saat komet tersebut ditemukan. Saat tanggal waktu komet mencapai titik perihelion dapat diketahui, komet itu segera dinamai menurut angka tahun kalender saat itu dikuti dengan angka Romawi yang menunjukkan urutan kronologis perlintasan pada perihelion pada tahun itu (misalnya, 1882 II).
Beberapa komet dinamai menurut nama penemunya, misalnya komet Halley; juga komet Hale-Bopp yang dinamai menurut nama dua orang astronom amatir yang melaporkan penampakannya pada malam yang sama pada tahun 1995.
Jenis-Jenis Komet
Sistem klasifikasi komet dapat berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya serta berdasarkan jumlah kemunculannya. Berikut ini jenis-jenis komet berdasarkan dua hal tersebut.
Jenis Komet Berdasarkan Bentuk dan Panjang Lintasan
■ Komet Berekor Panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, Komet Kohoutek yang melintas dekat matahari setiap 75.000 tahun sekali dan Komet Halley setiap 76 tahun sekali.
■ Komet Berekor Pendek, yaitu komet yang garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor. Contohnya Komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.
Jenis Komet Berdasarkan Jumlah Kemunculannya
■ Komet Nonperiodik, yaitu komet yang kemunculannya hanya sekali. Komet jenis ini diperkirakan memiliki orbit yang sangat panjang dan lama untuk melewati satu putaran. Contoh komet nonperiodik adalah komet Arend-Roland, komet Brooks, komet Ikeya-Seki, komet Lulin, dan komet Kohoutek.
■ Komet Periodik, yaitu komet yang kemunculannya beberapa kali ketika dilihat dari Bumi. Komet periodik rata-rata memiliki jarak orbit yang lebih pendekm sehingga untuk kembali pada satu titik yang sama bisa ditempuh dalam waktu yang lebih cepat. Sehingga tidak mengherankan kalau komet periodik bisa dilihat beberapa tahun sekali. Contoh komet periodik adalah komet Halley, komet Hartley, komet Kopff, dan komet Encke.
Bagian-Bagian Komet
Secara umum, komet mempunyai 3 bagian utama, yaitu intik komet, koma dan ekor komet. Namun untuk struktur komet yang lebih lengkap dapat kalian lihat pada gambar dan penjelasannya berikut ini.
1. Inti Komet (Nukleus)
Inti komet merupakan bagian yang paling terlihat dari Bumi ketika posisi komet masih jauh dari matahari. Bagian inti ini merupakan bagian yang paling padat dengan diameter mencapai beberapa kilometer. Diameter inti antara komet yang satu berbeda dengan komet yang lainnya. Inti atau nukleus komet terbentuk dari penguapan bahan-bahan es penyusun komet, yang kemudian berubah menjadi gas.
2. Koma
Koma adalah daerah kabut atau daerah yang mirip tabir di sekeliling inti komet. Koma terbentuk ketika komet mendekati matahari. Kemungkinan bagian koma merupakan gas hasil penguapan dari materi inti komet sangat terpengaruh panas matahari.
3. Lapisan Hidrogen
Lapisan hidroden ini menyerupai awan, sehingga disebut juga awan hidrogen. Lapisan hidrogen adalah lapisan yang menyelubungi koma dan tidak tampak oleh mata mansia. Diameter awan hidrogen mencapai 20 juta kilometer.
4. Ekor Komet
Ekor komet adalah gas bercahaya yang terjadi ketika komet lewat di dekat Matahari. Ekor komet arahnya selalu menjauhi matahari. Bagian ekor komet terdiri dari dua macam, yaitu ekor debu dan ekor gas. Bentuk ekor debu tampak seperti lengkungan sedangkan ekor gas berbentuk garis lurus. Ekor komet ini terbentuk saat komet mendekati matahari yaitu ketika sebagian inti meleleh menjadi gas.
Angin Matahari kemudian meniup gas tersebut sehingga menyerupai asap yang mengepul ke arah belakang kepala (inti) komet. Ekor inilah yang terlihat bersinar dari bumi. Sebuah komet kadang mempunyai satu ekor dan ada yang memiliki dua ekor bahkan lebih.
Proses Pembentukan Komet
Banyak teori yang telah dicetuskan mengenai asal usul komet, namun salah satu teori yang paling diterima saat ini menyebutkan bahwa komet terbentuk pada saat yang sama ketika tata surya terbentuk. Pada tahun 1950, Jan Oort, seorang astronom Belanda mengajukan teorinya bahwa Matahari dikelilingi oleh “kabut” besar yang terdiri dari material komet pada jarak sekitar 1000 kali garis tengah tata surya.
Kemudian Gerard Kuiper pada tahun 1951 mengungkapkan bahwa kabut yang mengelilingi Matahari seperti yang diungkapkan Oort (Kuiper menyebutnya sebagai sabuk) terletak pada suatu daerah yang berjarak beberapa ratus kali jarak Bumi-Matahari. Gangguan yang berasal dari objek di luar tata surya dapat menyebabkan beberapa material sabuk keluar dari lintasannya dan memasuki tata surya bagian dalam sebagai sebuah komet. Sabuk ini kemudian dinamakan sabuk kuiper.
Kedua teori tersebut dapat diterima secara luas dikalangan para astronom. Sebuah benda angkasa yang dinamai Chiron, pernah dianggap sebagai sebuah asteroid. Namun kini dikelompokkan sebagai komet Kuiper-belt. Kebaradaan sabuk kuiper dapat dibuktikan secara langsung pada tahun 1995 melalui hasil pengamatan lewat teleskop Antariksa Hubble.
Contoh-Contoh Komet
Komet biasanya dinamakan sesuai nama penemunya. Namun tidak semua komet dinamakan berdasarkan penemunya. Contohnya adalah Komet Halley. Komet ini dinamakan berdasarkan nama Edmond Halley, untuk menghargai orang yang pertama kali menghitung orbitnya.
Nama tiga orang pertama yang melaporkan penemuan komet secara serentak dapat diambil sekaligus untuk nama komet tersebut. Karena perburuan komet adalah aktivitas internasional, maka seringkali kita menemukan komet dengan nama yang susah disebut seperti komet periode pendek (5,3 tahun) bernama Komet Honda-Mrkos-Pajdusakova. Sekarang telah dikenal banyak nama komet, antara lain sebagai berikut.
■ Komet Kohoutek.
■ Komet Arend-Roland dan Komet Maikos yang muncul pada tahun 1957.
■ Komet Ikeya-Seki, ditemukan pada bulan September 1965 oleh dua astronom Jepang, yaitu Ikeya dan T. Seki.
■ Komet Shoemaker-Levy 9 yang hancur pada tahun 1994 (menghantam Yupiter).
■ Komet Hyakutake yang muncul pada tahun 1996.
■ Komet Hale-Bopp yang muncul pada tahun 1997 dan lainnya.
■ Komet Lovejoy
■ Komet Halley, terakhir muncul pada tahun 1986 dan muncul setiap 76 tahun.
■ Komet Elenin
■ Komet Encke, komet ini merupakan salah satu dengan orbit terpendek yaitu 3 tahun sekali.
■ Komet Brooks, ditemukan Juli 1911 penemunya William Robert Brooks dan nama belakangnya dijadikan nama komet ini.
■ Komet Lulin, yang ditemukan pada 11 Juli 2007.
■ Komet Hartley, yang nampak setiap 6 tahun sekali.
■ Komet Kopff, namanya berasal dari nama penemunya yaitu August Kopff . Diperkirakan nampak setiap 6 tahun sekali.
■ Komet Swan
■ Komet Bode, ditemukan oleh Johann Elert Bode.
■ Komet Holmes, ditemukan oleh Edwin Holmes.
Referensi: