Loading...

Paradigma Geografi: Pengertian, Macam-Macam dan Contohnya

Advertisement
Perkataan “geografi” berasal dari bahasa Yunani yaitu geo berarti “bumi” dan graphein berarti “tulisan”. Jadi, secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. Oleh karena itu, geografi sering juga disebut ilmu bumi. Akan tetapi, yang dipelajari dalam geografi bukan hanya mengenai permukaan bumi saja, melainkan juga berbagai hal yang ada di permukaan bumi, di luar bumi, bahkan benda-benda di ruang angkasa pun turut menjadi objek kajian geografi.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Geografi sebagai disiplin ilmu terus mengalami perkembangan (expanding environment). Perkembangan geografi begitu luas tidak hanya dalam hal objek-objek yang dikajinya melainkan juga pada paradigma atau kerangka berfikirnya. Nah pada kesempatan kali ini, kita akan belajar mengenai paradigma geografi yang meliputi definisi, jenis dan contohnya. Silahkan kalian simak baik-baik.

Pengertian Paradigma Geografi
Paradigma merupakan cara pandang keilmuan yang sama termasuk di dalamnya asumsi, prosedur, dan penemuan yang diakui serta diterima oleh sekelompok ilmuwan dan akhirnya diakui masyarakat pada umumnya. Sebagai suatu ilmu yang sudah lama berkembang, geografi juga mengalami pergeseran paradigma dalam studinya. Mulai dari masa tradisional hingga kontemporer.
pengertian dan contoh paradigma geografi tradisional (eksplorasi, environmentalisme, regionalisme)dan kontemporer
Macam-Macam Paradigma Geografi dan Contohnya
Berdasarkan masa perkembangan, paradigma geografi dibedakan menjadi dua yaitu paradigma tradisional dan paradigma kontemporer. Kemudian, paradigma tradisional ini terbagi lagi menjadi tiga macam, yaitu paradigma eksplorasi, paradigma environmentalisme dan paradigma regionalisme. Berikut ini penjelasannya.
#1 Paradigma Tradisional
Paradigma tradisional mulai berkembang sebelum tahun 1960-an. Selama masa ini, berkembang tiga paradigma yaitu:
Paradigma Eksplorasi
Sesuai dengan namanya, paradigma ini ditandai dengan adanya penemuan-penemuan daerah baru. Ditunjukkan dengan giatnya upaya pemetaan, penggambaran, dan pengumpulan fakta di wilayah baru yang belum diketahui. Kegiatan ini menghasilkan tulisan, gambaran, serta peta yang memberikan manfaat bagi para geograf untuk menyempurnakan yang telah ada.


Sifat dari produk yang dihasilkan berupa deskripsi dan klasifikasi wilayah baru dilengkapi dengan fakta lapangan. Oleh karena kondisi ini, banyak pihak menyebutnya sebagai era geographical thought atau gagasan secara geografi dalam bentuk deskripsi sederhana dari pengaturan serta klasifikasi data yang masih sangat sederhana. Contoh paradigma eksplorasi ini adalah pembuatan peta wilayah-wilayah terpencil yang belum terjangkau oleh infrastrukur pemerintahan.

Paradigma Environmentalisme

Paradigma environmentalisme merupakan kelanjutan dari paradigma eksplorasi. Dorongan peningkatan produk yang lebih akurat dan detail menuntut peneliti melakukan pengukuran lebih mendalam terkait dengan elemen fisik. Nah, paradigma ini populer pada akhir abad XIX.

Bentuk-bentuk analisis secara mendalam seperti analisis morfometrik, sebab akibat, serta analisis network sangat berkembang. Perkembangan lebih lanjut tampak dengan adanya analisis hubungan antara manusia dengan lingkungan. Hubungan ini menunjukkan bahwa manusia tidak lagi menerima alam apa adanya. Sebagai contoh kegiatan manusia dalam membuka lahan baru untuk pertanian dalam memenuhi kebutuhan hidup meraka merupakan paradigma environmentalisme.

Paradigma Regionalisme
Paradigma regionalisme timbul atas adanya sintesis hubungan manusia dan lingkungan, hingga memunculkan konsep-konsep region. Beberapa konsep yang muncul, yaitu adanya pembagian wilayah berdasarkan tipenya, formal dan fungsional. Juga pewilayahan berdasarkan hierarki dan kategori. Selain itu, analisis temporal berkembang pula pada masa ini.

Contoh paradigma regionalisme ini adalah penamaan wilayah pesisir untuk mendiskripsikan bahwa wilayah tersebut merupakan daerah pantai (dekat dengan laut) serta penamaan wilayah pedalaman untuk mendeskripsikan bahwa wilyah ini terletak di dearah perhutanan (jauh dari laut).

#1 Paradigma Kontemporer
Pada masa ini, ditandai dengan berkembangnya metode analisis kuantitatif, model building, dan analisis keruangan. Hingga masa ini disebut periode paradigma analisis keruangan. Seorang geograf, bernama Coffey, mengungkapkan ciri-ciri paradigma geografi kontemporer yaitu adanya spesialisasi dalam geografi hingga mengakibatkan studi geografi seolah terpisah. Kondisi ini mendorong kemunculan pendekatan sistem dalam ilmu geografi untuk membuat geografi kembali pada fitrahnya.

Contoh paradigma kontemporer ini adalah mulai bermunculan cabang-cabang ilmu geografi yang memiliki objek kajian yang lebih spesifik seperti geografi fisik (mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi tanah, air, udara dengan segala proses dan dinamikanya), geografi manusia (mempelajari aspek keruangan yang dijadikan sebagai tempat terjadinya aktivitas manusia) dan geografi teknik (mempelajari cara-cara memvisualisasikan dan menganalisis datar dan ingformasi geografis dalam bentuk peta, diagram, foto, dan citra hasil pengideraan jauh).

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Materi Terbaru