Loading...

Satelit: Pengertian, Jenis, Fungsi, Cara Kerja, Contoh, Gambar dan Manfaatnya

Advertisement
Pada waktu malam hari yang cerah kita dapat mengamati dengan mata biasa, bintang-bintang di langit yang bertebaran di seluruh jagad raya ini. Apalagi kalau kita mencoba memakai alat teropong bintang, jumlah benda-benda langit yang dapat kita lihat akan lebih banyak lagi. Jagad raya sebagai tempat tinggal semua makhluk hidup merupakan ruang angkasa yang maha luas dan maha besar, disebut juga universe.

Jagad raya isinya berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar benda langit yang disebut bintang (bintang sejati), planet (bintang beredar), komet (bintang berekor), asteroid (planetoid), meteor (bintang beralih), debu-debu udara (debu kosmis) dan satelit. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari pengertian, macam-macam, fungsi, cara kerja, contoh dan gambar satelit lengkap. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.

Pengertian Satelit
Kata satelit berasal dari kata latin satelles yang artinya “pelayan” atau “seseorang yang mematuhi atau melayani pihak lain”. Sedangkan secara ilmiah, satelit didefinisikan sebagai suatu benda yang bergerak mengitari benda lain yang berukuran lebih besar dan berada dalam jalur atau lintasan yang dapat diprediksi yang disebut orbit atau secara singkat dapat diartikan sebagai benda angkasa yang bergerak mengitari sebuah planet yang membentuk jalur lingkaran atau ekliptikal. Secara umum, satelit didefinisikan sebagai berikut.
Satelit adalah sebuah benda yang mengorbit atau berputar mengelilingi benda lain karena terpengaruh gaya gravitasi benda tersebut.

Contoh yang paling sederhana dari satelit adalah bulan yang mengorbit terhadap Bumi. Bulan mengitari Bumi karena terpengaruh oleh gaya gravitasi Bumi. Karena bulan mengelilingi Bumi, maka bulan disebut dengan satelit. Contoh satelit lainnya adalah Palapa D milik Indosat. Satelit ini merupakan contoh satelit buatan tangan manusia. Hal ini berbeda dengan Bulan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia.
Satelit: Pengertian, Jenis, Fungsi, Cara Kerja, Contoh, Gambar dan Manfaatnya
Satelit bergerak mengikuti rotasi dan revolusi benda yang diputari. Ada tiga istilah yang perlu kalian ketahui maknanya sebelum kalian memasuki pembahasan berikutnya. Ketiga istilah tersebut yakni:
 Orbit yaitu sebuah jalur atau lintasn yang dilalui oleh sebuah satelit saat melakukan revolusi.
 Rotasi yaitu perputaran sebuah benda terhadap sumbunya. Misalnya Bumi, Bumi selalu berputar pada sumbunya selama 23 jam 56 menit 4 detik dan jika dibulatkan menjadi 24 jam. Akibat dari rotasi Bumi ini, kita dapat merasakan perubahan siang dan malam.
 Revolusi yaitu pergerakan sebuah benda pada orbitnya mengelilingi benda lain. Misalnya Bumi yang berputar mengelilingi Matahari, Bulan yang mengelilingi Bumi atau satelit telekomunikasi yang turut mengelilingi Bumi.

Jenis-Jenis Satelit
Berdasarkan proses terbentuknya atau pembuatan, satelit yang berada di alam semesta dibedakan menjadi dua macam, yaitu satelit alam dan satelit buatan. Lalu tahukah kalian apa perbedaan kedua jenis satelit tersebut? Dan seperti apa contohnya? Berikut penjelasannya.
 Satelit Alami yaitu satelit yang berasal dari alam dan terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Contohnya adalah Bulan yang menjadi satelit alami bagi planet Bumi. Bumi dan planet-planet lain dalam tata surya kita juga menjadi satelit alami bagi Matahari.
contoh satelit alami bulan
 Satelit Buatan yaitu satelit yang sengaja dibuat oleh manusia dan ditempatkan pada suatu orbit menggunakan kendaraan peluncur (roket) yang memiliki fungsi tertentu seperti komunikasi, pemetaan, monitoring cuaca, dan sebagainya. Contoh satelit buatan di Indonesia antara lain satelit Palapa, Telkom, Garuda, Indostar dan masih banyak lagi terutama satelit luar negeri.
contoh satelit buatan
Macam-Macam Satelit Buatan Berdasarkan Fungsi dan Kegunaannya
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, satelit buatan dibuat untuk keperluan tertentu dengan berbagai macam bentuk dan kegunaannya. Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, satelit buatan dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu sebagai berikut.
 Satelit Pengindraan Jarak Jauh (Remote Sensing Satellite)
Yaitu satelit yang didesain khusus untuk mengamati Bumi dari orbit yang ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengawasan lingkungan, pemetaan (ex. google earth) dan lain-lain.

 Satelit Cuaca (Weather Satellite)
Yaitu satelit yang memiliki fungsi untuk monitoring atau memantau keadaan cuaca dan iklim di Bumi.

 Satelit Komunikasi (Communication satellite)
Yaitu satelit yang memiliki fungsi untuk keperluan sistem komunikasi jarak jauh, baik berupa layanan telepon, data ataupun internet.

 Satelit Militer (Military satellite)
Yaitu satelit yang digunakan untuk kepentingan militer seperti intelligence gathering atau pengamatan intelejen berbasis satelit, navigasi dan komunikasi militer.

 Satelit Navigasi (Navigation Satellite)
Yaitu satelit yang berfungsi untuk menyediakan posisi geospasial secara mandiri dengan jangkauan global dan biasa disebut satelit GPS (Global Positioning System) yang digunakan untuk navigasi darat, laut, dan udara. Satelit navigasi digunakan untuk aplikasi smartphone seperti Google Street View atau Google Maps.

 Satelit Ilmiah (Scientific Research Satellite)
Yaitu satelit yang berfungsi untuk menyediakan informasi meteorologi, data survey tanah (remote sensing), radio amatir dan berbagai riset ilmiah lainnya.

 Satelit Astronomi (Astronomy Satellite)
Yaitu satelit yang digunakan untuk mencari temuan-temuan baru di luar angkasa. Terutama untuk mengamati planet-planet, galaksi, dan benda-benda yang belum diketahui dan jaraknya sangat jauh dari Bumi sehingga dapat dipelajari dan diteliti. Contohnya adalah teleskop Hubble milik NASA.

Macam-Macam Satelit Buatan Berdasarkan Ketinggian Garis Edar (Orbit)
Orbit satelit merupakan sebuah jalur atau lintasan di angkasa yang dilalui oleh pusat massa satelit. Dalam astronomi dikenal istilah slot orbit satelit. Slot orbit satelit ini sendiri menunjukkan lokasi tertentu pada orbit satelit. Di dunia satelit, setiap satelit di luar angkasa akan memiliki slot obitnya sendiri-sendir agar tidak saling bertabrakan. Berdasarkan ketinggian garis edar atau ketinggian orbitnya, satelit buatan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
macam-macam ketinggian garis edar orbit satelit
 Satelit Low Earth Orbit (LEO)
Merupakan satelit yang memiliki ketinggian orbit paling rendah di antara yang lain. Ketinggian satelit pada orbit ini sekitar 180  2.000 km (di bawah orbit MEO) dari Bumi. Aplikasi pada orbit LEO contohnya adalah satelit cuaca, satelit mata-mata, telepon satelit dan satelit bumi seperti satelit Iridium dan Global Star.

Pada orbit LEO, terdapat banyak puing-puing angkasa yang dapat merusak satelit ketika tertabrak. Tabrakan dengan puing dapat menghancurkan satelit dan menambah jumlah puing-puing angkasa. Satelit yang mengorbit pada LEO memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut.
Satelit membutuhkan waktu sekitar 30  90 menit untuk mengitari Bumi dengan kecepatan sekitar 28.000 km/jam.
Dengan kecepatan tersebut, satelit akan tampak bergerak jika diamati dari Bumi.
Memiliki path loss (melemahnya sinyal elektromagnetik) yang lebih rendah dibandingkan orbit yang lebih jauh. Ini karena satelit LEO tidak terlalu jauh dari Bumi.
Roundtrip time atau Latency (waktu yang dibutuhkan untuk mengirim dan menerima sinyal antara Bumi dan satelit) lebih cepat karena jaraknya tidak terlalu jauh dibandingkan orbit lainnya.
Cakupan daerah satelit LEO sempit karena jaraknya yang dekat dengan Bumi, tidak dapat mencangkup benua bahkan negara sekalipun. Karena cakupannya sempit, untuk menjangkau sebuah negara di perlukan banyak satelit. Oleh karena itu pengoperasian dan jumlah pemasangan satelit pada orbit LEO akan menjadi lebih rumit.
Diperlukan sekitar 40  80 satelit untuk menjangkau seluruh dunia.
Satelit yang berada pada orbit LEO juga dapat memiliki lintasan yang berbeda, tidak harus berada di atas ekuator, dapat menyilang, atau bahkan melewati kutub utara dan kutub selatan.

 Satelit Medium Earth Orbit (MEO)
Merupakan satelit yang mengorbit mulai pada ketinggian 2.000  36.000 km dari Bumi. Sama halnya dengan satelit LEO, satelit ini juga jaraknya lebih dekat dengan permukaan bumi sehingga periode satelit dalam mengelilingi orbit akan semakin tinggi. Apabila diamati dari Bumi, satelit MEO akan tampak terus bergerak.

Medium Earth Orbit (MEO) biasa digunakan untuk satelit-satelit pengindraan (pengolahan citara, cuaca dan sebagainya) seperti satelit GPS (Global Positioning System) milik Amerika yang berada di ketinggian 20.000 km atau GLONASS (Global Navigation Satelitte System) milik Rusia yang berada di ketinggian 19.000 km. Adapun karakteristik dari satelit MEO adalah sebagai berikut.
Satelit membutuhkan waktu sekitar 5  12 jam untuk mengitari Bumi dengan kecepatan sekitar 19.000 km/jam.
Karena kecepatan orbitnya lebih cepat dari rotasi Bumi, maka satelit akan tampak bergerak apabila dilihat dari Bumi.
Memiliki path loss lebih tinggi dari satelit LEO namun lebih rendah dari satelit GEO.
Roundtrip time lebih lama dari satelit LEO namun lebih cepat dari satelit GEO.
Cakupan daerah satelit lebih luas dari satelit LEO tetapi masih di bawah satelit GEO, sehingga jumlah satelit yang dibutuhkan untuk menjangkau Bumi bisa puluhan satelit.
Dengan cakupan daerah yang lebih luas, maka satelit MEO bisa menjangkau hutan yang luas (ex. Hutan Amazon), padang pasir (ex. Sahara) atau suatu perkotaan.
Diperlukan sekitar 8  20 satelit untuk menjangkau seluruh dunia.
Satelit yang berada pada orbit LEO juga dapat memiliki lintasan yang berbeda, tidak harus berada di atas ekuator, dapat menyilang, atau bahkan melewati kutub utara dan kutub selatan.

 Satelit Geostationary Earth Orbit (GEO)
Merupakan satelit yang mengorbit pada ketinggian kurang lebih 36.000 km di atas Bumi. Pada orbit ini, satelit bergerak dengan kecepatan sekitar 3 km/s. Secara tidak langsung, bisa dikatakan bahwa satelit GEO bergerak dengan kecepatan yang sama persis dengan kecepatan rotasi Bumi sehingga satelit terlihat seolah-olah diam jika dilihat dari permukaan Bumi.

Hal tersebut berarti bahwa apabila sebuah satelit berada di atas wilayah Indonesia, maka satelit tersebut akan mengorbit selalu di atas wilayah Indonesia dan tidak akan kemana-mana. Orbit di mana fenomena ini muncul disebut Geosynchronous orbit.

Aplikasi satelit yang mengorbit pada GEO adalah satelit telekomunikasi seperti VSAT (satelit cuaca skala global), Satelit Palapa, Satelit Telkom, Garuda, IndoStar, PSN, dsb. Karakteristik dari satelit GEO antara lain sebagai berikut.
Satelit membutuhkan waktu sekitar 23,9 jam untuk mengelilingi Bumi dengan kecepatan sekitar 11.000 km/jam. Hal ini hampir sama dengan rotasi Bumi.
Karena kecepatan orbitnya sama dari rotasi Bumi, maka satelit akan tampak diam apabila dilihat dari Bumi.
Memiliki path loss paling tinggi yaitu membutuhkan waktu sekitar 250 ms hingga 1 detik. Hal ini disebabkan jarak yang sangat jauh dari Bumi.
Roundtrip time cukup tinggi, bisa sampai 1 latency. Ini merupakan masalah yang cukup besar. Dengan adanya latency sebesar 1 detik, maka kegiatan yang memerlukan internet dengan akurasi dan kecepatan tinggi tidak dapat digunakan. Contohnya game online Counter Strike, apabila pemain klik mouse untuk menembak, reaksi tembakan akan terjadi 1 detik setelah mouse diklik.
Cakupan daerah satelit sangat luas, dapat menjangkau sebuah negara bahkan benua. Cakupan ini memerlukan karakteristik yang sangat penting.
Dengan cakupan daerah yang sangat luas, maka hanya sedikit saja satelit GEO lainnya yang diperlukan untuk mencangkup seluruh dunia.
Hanya dibutuhkan 3 satelit untuk menjangkau seluruh dunia (global coverage).
Satelit yang berada pada orbit GEO berada dalam 1 ring tunggal di atas ekuator (khatulistiwa), sehingga slot untuk satelit GEO sangat terbatas.

Mengapa Satelit Tidak Jatuh Ke Bumi?

Dalam pergerakannya mengelilingi Bumi dan bersama Bumi mengelilingi Matahari, maka satelit juga mengalami gaya gravitasi, baik gravitasi Bumi, Bulan maupun Matahari. Pertanyaannya adalah kenapa satelit tidak jatuh ke bumi padahal sudah jelas bahwa satelit mendapat pengaruh gravitasi bumi?

Satelit bergerak di angkasa mengelilingi Bumi (revolusi) dengan kecepatan yang sangat tinggi. Gravitasi bumi pada sistem satelit dimanfaatkan untuk menjaga satelit agar tidak menjauh dari Bumi. Walaupun satelit terkena gravitasi Bumi, tetapi ia tidak jatuh ke permukaan bumi. Hal ini disebabkan karena ketika sebuah satelit bergerak melingkar mengelilingi Bumi, satelit mendapat dua gaya sekaligus yaitu:
1. Gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat Bumi
2. Gaya sentrifugal yang arahnya menjauhi pusat Bumi

Kedua gaya tersebut bekerja secara bersama-sama, dengan besar yang sama namun arahnya berlawanan, sehingga akan tercipta sebuah kesetimbangan. Kedua gaya tersebut hanya terjadi ketika sebuah benda bergerak melingkar. Apabila sebuah benda dalam hal ini satelit tidak bergerak mengelilingi Bumi alias diam saja, maka satelit tersebut akan tertarik gravitasi dan jatuh ke Bumi.

Spektrum Frekuensi Satelit Buatan
Penggunaan spektrum frekuensi satelit diatur secara global oleh ITU (International Telecomunication Union) yang merupakan badan di bawah PBB yang bekerja di bidang telekomunikasi. Badan ini dibentuk untuk menghindari adanya gangguan dari penggunaan frekuensi yang sembarangan.

Selain dibedakan berdasarkan orbitnya, satelit buatan juga dapat dibedakan berdasarkan penggunaan spektrum frekuensi satelit pada transpondernya. Transponder satelit adalah perangkat yang digunakan untuk mengirim dan menerima sinyal. Sebuah satelit dapat memiliki banyak transponder, bergantung dari desain dan tujuan penggunaannya.

Sebagai contoh misalnya Satelit Palapa-D memiliki 40 transponder yang terdiri dari 24 transponder C-band, 11 transponder Ku-band dan 5 transponder Extended C-band. Jumlah transponder sebanyak ini dimaksudkan untuk mengatisipasi kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat.

Dulu satelit Palapa generasi pertama (Palapa-A1) hanya membawa 12 transponder saja (C-band) karena pada zaman itu (Papala-A1 diluncurkan bulan Juli 1976) kebutuhan akan transponder masih sangat rendah. Berikut ini alokasi spektrum frekuensi satelit secara internasional beserta kegunaan dan karakteristiknya.
Nama
Frekuensi
Kegunaan
Karakteristik
L-Band
 2 GHz
Komunikasi telepon, radio satelit, GPS
Sangat kuat terhadap hujan, sangat mahal, bandwidth sangat kecil
S-Band
 4 GHz
Sistem radar, sistem komunikasi, broadcast
Cukup kuat terhadap hujan, bandwidth kecil/terbatas
C-Band
 8 GHz
Internet, TV, ATM
Kuat terhadap hujan, mahal, bandwidth kecil
X-Band
 12 GHz
Komunikasi militer, radar, mata-mata

Ku-Band
12  18 GHz
Internet, jaringan retail, jaringan korporat
Lemah terhadap hujan, lebih murah, bandwidth lebih besar
Ka-Band
26-40 GHz
Internet
Sangat lemah terhadap hujan, harga retail, broadband high speed

Fungsi Satelit Alami (Bulan)
Satelit alami bumi adalah bulan. Selama mengelilingi bumi, bulan mengalami tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi, revolusi bulan mengelilingi bumi dan revolusi bulan mengelilingi matahari. Bulan melakukan rotasi selama 29 hari (1 bulan), melakukan revolusi terhadap Bumi sebanyak 12 kali dalam setahun dan bersama Bumi mengelilingi Matahari selama 1 tahun. Adapun fungsi dari satelit alami dalam hal ini Bulan adalah sebagai berikut.
 Secara tidak langsung melindungi planet yang diorbitnya dari hantaman benda langit lain seperti komet dan asteroid.
 Dapat mengontrol kecepatan rotasi suatu planet karena efek gravitasional tidal wave.
 Menyeimbangkan perputaran siklus air laut yang mengakibatkan pasang surut air laut.
 Mengurangi efek yang ditimbulkan akibat radiasi sinar ultraviolet.
 Memberi penerangan pada malam hari.

Cara Kerja Satelit Buatan
Cara kerja atau prinsip kerja satelit buatan secara umum adalah sebagai berikut: Satelit akan dikirimkan ke luar angkasa denga roket atau pesawat luar angkasa, biasanya lokasi yang dipilih terletak di dekat katulistiwa ke arah timur, karena pada lokasi ini kita dapat memanfaatkan kecepatan rotasi bumi secara maksimal.

Setelah sampai di luar angkasa, satelit buatan yang mengorbit bumi akan dikendalikan melalui Master Control Station di bumi. Pengendalian ini menggunakan sistem otomatis menggunakan dua metode utama yaitu:
 Spin Stabillized Satellite, metode pengendalian satelit dengan cara menggerakkan tubuh satelit secar berputar untuk bergerak ke arah yang diinginkan.
 Three Axis Body Stabillized, pengontrolan posisi satelit berdasarkan sumbu koordinal X, Y dan Z.
Transmisi yang dikirim dari bumi menuju satelit disebut Uplink, sedangkan transmisi yang dikirim dari satelit ke stasiun bumi disebut downlink.

Contoh Satelit Alami
Berikut ini adalah daftar nama satelit alamiah dari delapan planet yang ada dalam sistem tata surya beserta nama penemu dan tahun penemuannya, yaitu sebagai berikut.
Planet
Nama Satelit
Penemu
Tahun
Merkurius
-
-
-
Venus
-
-
-
Bumi
Bulan
-
-
Mars
Phobos
Hall
1877
Deimos
Hall
1877
Jupiter
Amalthea/Fifth
Barnard
1892
Io
Galileo
1610
Europa
Galileo
1610
Ganymede
Galileo
1610
Callisto
Galileo
1610
Leda
Kowal
1974
Himalia/Sixth
Perrine
1904
Lysithea/Seventh
Perrine
1905
Elara/Tenth
Nicholson
1938
Ananke/Twelfth
Nicholson
1951
Came/Elevent
Nicholson
1938
Pasiphae/Eighth
Melote
1908
Sinope/Ninth
Nicholson
1914
XIV/Foutinth
Kowal
1975
Saturnus
Mimas
Herschel
1789
Enceladus
Herschel
1789
Tethys
Cassini
1684
Dione
Cassini
1684
Rhea
Cassini
1672
Titan
Huygens
1655
Hyperion
Bond
1848
Iapertus
Cassini
1671
Phoebe
Pickerin
1898
Janus
Dolfus
1966
Pan
?
?
Atlas
?
?
Promentheus
?
?
Pandora
?
?
Ephiteus
?
?
Telesto
?
?
Calypso
?
?
Helena
?
?
Uranus
Miranda
Kuiper
1948
Ariel
Lassell
1851
Umbriel
Lassell
1851
Titania
Herschel
1787
Oberon
Herschel
1787
Neptunus
Triton
Lassell
1846
Nereid
Kuiper
1949

Contoh Satelit Buatan
Berikut ini adalah beberapa contoh satelit-satelit yang dimiliki oleh Indonesia beserta tahun mulai operasi dan akhir operasi dan juga perusahaan pengelolanya, yaitu sebagai berikut.
No.
Nama
Mulai Operasi
Akhir Operasi
Pengelola
1.
Palapa A1
1976
1985
Perumtel
2.
Palapa A2
1977
1988
Perumtel
3.
Palapa B1
1983
1990
Perumtel
4.
Palapa B2
1984
Gagal
Perumtel
5.
Palapa B2P
1987
1996
Perumtel & Satelindo
6.
Palapa B2R
1990
2000
Perumtel
7.
Palapa B4
1992
2005
Telkom
8.
Palapa C1
1996
1999
Satelindo
9.
Palapa C2
1996
2011
Indovision
10.
Indostar I (Cakrawarta I)
1997
2011
Indovision
11.
Telkom-1
1999
2016
Telkom
12.
Garuda-1
2000
2015
Asia Cellular Satellite (ACes)
13.
Telkom-2
2005
Aktif
Telkom
14.
INASAT-1
2006
Satelit pertama buatan Indonesia
15.
LAPAN-TUBSAT
2007
Satelit mikro pertama buatan Indonesia
16.
Indostar
2009
2024
Indovision
17.
Palapa D
2009
2024
Indosat
18.
Telkom-3
2011
2026
Telkom

Daftar hanya menunjukkan satelit yang dimiliki oleh Indonesia, tetapi bukan berarti kita hanya bisa menggunakan satelit tersebut. Banyak juga satelit milik negara lain yang beroperasi di Indonesia. Hal ini dikarenakan daya cakup satelit yang sangat luas sehingga bisa mencakup banyak negara bahkan benua sekaligus. Contohnya Thaicom 4 milik Thailand, Apstar 9 milik Cina, dan Koreasat 5 milik Korea serta masih banyak yang lainnya.

Manfaat Satelit Buatan
Mungkin dalam benak kalian timbul sebuah pertanyaan, mengapa kita membutuhkan satelit? Apakah terdapat alternatif lain selain satelit? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kalian harus mengetahui bahwa dalam dunia telekomunikasi dikenal 2 macam sistem komunikasi, yaitu sistem telekomunikasi terestrial dan sistem telekomunikasi satelit.
 Sistem Telekomunikasi Terrestrial
Adalah sistem telekomunikasi yang dibangun dan dioperasikan di permukaan Bumi dengan menggunakan infrastruktur darat untuk transmisi datanya baik itu melalui kabel, fiber optik, maupun gelombang radio. Contohnya adalah ADSL seperti Speedy, Fiber Optik seperti IndiHome dan GSM/CDMA seperti Telkomsel, Indosat, XL, Tri, Smartfren dan sebagainya.

 Sistem Telekomunikasi Satelit
Adalah sistem telekomunikasi yang menggunakan satelit di angkasa untuk transmisi data. Sistem telekomunikasi ini biasanya memiliki area jangkauan yang lebih luas dibanding Terrestrial, bisa digunakan di mana saja bahkan di daerah yang tidak terjangkau oleh Sistem Telekomunikasi Terrestrial, seperti di kedalaman hutan belantara.

Jadi, Apa Manfaat Satelit?
Satelit dapat mengatasi beberapa hal yang dapat menjadi kendala pada sistem telekomunikasi terestrial baik itu waktu, jarak maupun kompleksitas konten. Dengan satelit, daerah yang jauh (ex. pedesaan, pedalaman, pegunungan, pinggiran pantai) dapat dengan mudah memiliki sistem komunikasi yang sama dengan di kota dan dapat menghubungkan dengan daerah lain dengan lebih cepat.

Satelit memiliki area cakupan yang luas sehingga, bandwidth yang besar dan instalasi yang lebih cepat dengan karakteristik layanan yang seragam.Indonesia membutuhkan satelit karena terdiri dari beberapa pulau dan kontur geografisnya yang beraneka ragam, dimana akan sangat sulit untuk sistem komunikasi terrestrial untuk dapat mengcover seluruh wilayahnya. Satelit juga menjadi solusi untuk pemerataan akses telekomunikasi hingga ke pelosok nusantara.

Referensi:

Post a Comment

  1. ini sangat bermanfaat bagi saya yg masih pemula, kebetulan lg belajar ttg ini

    ReplyDelete

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Materi Terbaru