Loading...

Erosi Tanah : Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak, Cara Mengatasi dan Metode Pengawetan

Advertisement

 1. Pengertian Erosi


Erosi adalah pelepasan atau pemindahan material tanah dan batuan dari satu tempat ke tempat lain yang disebabkan oleh adanya tenaga air, angin, dan gletser. Erosi biasanya terjadi dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.


Pada proses erosi, massa tanah atau batuan diuraikan dan dipindahkan dengan bantuan tenaga air, angin, es, maupun tenaga gravitasi. Erosi yang dibantu oleh es banyak terjadi di kutub.


Erosi Tanah : Pengertian, Macam/Jenis, Penyebab, Dampak, Cara Mengatasi, dan Metode Pengawetan Tanah


Pada gambar di atas, air yang menjadi salah satu tenaga erosi bisa berasal dari hujan. Hujan turun mengenai permukaan Bumi yang keadaannya beraneka ragam. Pada permukaan yang tidak bervegetasi, air jatuh ke tanah dan mampu mengikis tanah. Berbeda dengan permukaan tanah yang bervegetasi, air dapat disimpan pada bagian bagian vegetasi. Akar tanaman juga mampu menahan tanah.


Erosi Tanah : Pengertian, Macam/Jenis, Penyebab, Dampak, Cara Mengatasi, dan Metode Pengawetan Tanah


Gambar di atas  memperlihatkan kondisi topografi yang bervariasi. Bagian B dan C, mempunyai kemiringan lereng yang curam, air hujan yang turun memiliki kekuatan yang tinggi untuk mengalir ke bawah, dan mengikis permukaan tanah.


Turunnya air ke bawah juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pada lereng yang curam, air tidak banyak berinfiltrasi, air hujan akan menjadi aliran permukaan. Pada bagian D banyak berlangsung deposisi, karena merupakan daerah pengendapan materi dari lereng atas.


Erosi Tanah : Pengertian, Macam/Jenis, Penyebab, Dampak, Cara Mengatasi, dan Metode Pengawetan Tanah


Gambar di atas bagian A, jenis tanahnya mempunyai daya permeabilitas yang tinggi sehingga air cepat meresap kedalam tanah dan menyebabkan tidak banyak menjadi aliran permukaan. Berbeda dengan bagian B, jenis tanahnya tidak mempunyai daya permeabilitas yang tinggi, akibatnya air yang jatuh banyak menjadi aliran permukaan dan mampu mengikis tanah.


2. Macam Macam Erosi


Macam macam erosi berdasarkan penyebab terjadinya adalah sebagai berikut.


a. Erosi Permukaan (Sheet Erosion)


Erosi permukaan adalah hilangnya lapisan tanah, terjadi karena adanya tenaga dari air, atau gletser, sehingga melarutkan lapisan tanah yang dilewatinya. Erosi permukaan menyebabkan hilangnya kesuburan tanah, karena hilangnya lapisan humus yang ada dalam tanah.


b. Erosi Percikan (Splash Erosion)


Erosi percikan terjadi karena adanya percikan dari air hujan pada tanah atau batuan. Erosi percikan menyebabkan material atau batuan yang terkena tetesan air hujan menjadi lapuk dan akhirnya hancur.


c. Erosi Angin


Erosi angin terjadi karena adanya tiupan angin yang menyebabkan terjadinya pengikisan pada batuan atau tanah, biasanya terjadi di daerah gurun pasir. Erosi angin juga disebut deflasi.


d. Erosi Alur (Riil Erosion)


Erosi alur adalah pengikisan tanah dan batuan yang terjadi di daerah daerah miring, sehingga alur alur yang searah dengan kemiringan lereng tanahnya mengalami pengikisan.


e. Erosi Parit (Gully erosion)


Erosi parit merupakan kelanjutan dari erosi alur. Erosi parit mempunyai tenaga sangat kuat, sehingga menyebabkan lereng lereng yang terkena erosi akan berbentuk seperti huruf V atau U.f. Erosi Laut Erosi laut disebabkan oleh gelombang air laut yang mengikis daerah pantai. Erosi oleh gelombang air laut juga disebut dengan abrasi.


g. Erosi Tebing Sungai


Erosi tebing sungai terjadi karena adanya pengikisan pada dinding sungai yang menyebabkan lembah sungai bertambah lebar. Biasanya terjadi didaerah hilir sungai.


h. Erosi Gletser


Erosi gletser terjadi karena adanya pengikisan massa es di daerah kutub atau pegunungan bersalju. Massa es yang merambat menuruni lereng karena pengaruh dari gaya gravitasi bumi, menyebabkan terkikisnya tempat tempat yang dilaluinya.


3. Sebab Sebab Terjadinya Erosi Tanah


Terjadinya erosi tanah menyebabkan lapisan tanah atas yang subur akan rusak dan menjadikan lingkungan alam lainnya ikut rusak. Sebab sebab terjadinya erosi tanah antara lain:


a. Kondisi tanah gundul atau tidak ada tanamannya,

b. Tanah tidak dibuat tanggul pasangan sebagai penahan erosi,

c. Pada tanah miring tidak dibuat teras teras dan guludan sebagai penyangga air dan tanah yang larut,

d. Pada permukaan tanah yang berumput digunakan untuk penggembalaan liar sehingga tanah atas semakin rusak, dan

e. Penebangan hutan secara liar menyebabkan hutan menjadi gundul.


4. Dampak kerusakan tanah terhadap kehidupan


Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan kerusakan di tempat lain yaitu hasil hasil erosi tersebut diendapkan.


a.  Kerusakan di tempat terjadinya erosi


Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah ini mengakibatkan hal hal sebagai berikut:


a) Penurunan produktifitas tanah.

b) Kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman.

c) Kualitas tanaman menurun.

d) Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang.

e) Struktur tanah menjadi rusak.

f) Lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah.

g) Erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami.

h) Pendapatan petani berkurang.


b. Kerusakan di Tempat Penerima Hasil Erosi


Erosi dapat menyebabkan kerusakan kerusakan di tempat penerima hasil erosi. Erosi memindahkan tanah berikut senyawa senyawa kimia yang terdapat di dalamnya, seperti unsure unsur hara tanaman (fosfor atau bahan organik lainnya) atau sisa sisa pestisida dan herbisida (DDT, atau endrin).


Pengendapan bahan bahan tanah berikut senyawa senyawa kimia yang dikandungnya dapat menyebabkan terjadinya polusi di tempat tersebut. Adapun pengendapan bahan tanah yang tererosi dapat menyebabkan hal hal sebagai berikut.


1) Pendangkalan sungai sehingga kapasitas sungai menurun, akibatnya terjadi fenomena banjir.


2) Tanah tanah yang subur terkadang menurun kualitasnya dan menjadi rusak karena tertimbun oleh batu batuan, pasir, dan kerikil dari tempat lain.


3) Jika digunakan untuk air minum, air yang kotor tersebut perlu lebih banyak biaya untuk membersihkannya.


4) Akibat air yang keruh, akan mengurangi fotosintesis jenis dari tanaman air (karena sinar matahari sulit menembus air).


5) Perubahan perubahan dalam jumlah bahan yang diangkut memengaruhi keseimbangan sungai tersebut.


6) Polusi sedimen terkadang dapat memberi pengaruh baik, yaitu jika terjadi pengendapan tanah tanah yang subur, misalnya tanah tanah aluvial di sekitar sungai.


5. Usaha mengurangi erosi tanah


Berikut usaha untuk mengurangi erosi tanah.


1. Pemupukan; pupuk yang digunakan, yaitu pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk buatan.


2. Menanami lereng lereng yang telah gundul.


3. Membuat irigasi yang baik secara kontinu, misalnya, membuat bendungan sebagai tandon air.


4. Dibuat hutan hutan cadangan pada lereng lereng gunung.


5. Penanaman pada tanah miring dengan sistem berteras teras atau terasering, ini berguna untuk menjaga jangan sampai tanahnya tererosi.


6. Untuk menjaga jangan sampai terjadi erosi maka sistem menanam di daerah miring harus menurut garis kontur (contour farming) supaya perakaran dapat menahan tanah.


7. Sistem contour strip cropping, yaitu bercocok tanam di daerah miring dengan cara membagi bidang bidang tanah dalam bentuk yang sempit dan memanjang serta mengikuti garis kontur. Masing masing ditanami dengan tanaman yang berbeda jenisnya (tumpang sari).


8. Pengolahan tanah di daerah yang miring, cara membajak tanahnya harus searah dengan garis kontur (contour plowing) sehingga terjadilah alur alur yang sejajar garis kontur.


9. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan hutan yang gundul.


10. Pada tanah miring harus selalu ada pergantian jenis tanaman agar tidak kehabisan salah satu unsur hara.


6. Metode Pengawetan Tanah


Mengingat pentingnya tanah bagi kehidupan, diperlukan upaya upaya yang menjadi metode dalam rangka pelestariannya. Metode pengawetan tanah pada umumnya dilakukan untuk:


1) Melindungi tanah dari curahan langsung air hujan;

2) Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.

3) Mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah).

4) Meningkatkan stabilitas agragat tanah.


Ada tiga metode pengawetan tanah, yaitu metode vegetatif, metode mekanik atau teknik, dan metode kimia.


a. Metode vegetative


Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain sebagai berikut:


1) Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan hutan gundul dengan jenis tanaman tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu atau kotoran di udara lapisan bawah.


2) Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil kayunya.


3) Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan kemiringan 3  8%.


4) Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi, dan memperkaya bahan organik tanah.


5) Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar, jarak tanaman diperbesar. Sedangkan pada daerah yang kemiringannya lebih dari 8% maka jarak tanamannya dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan.


6) Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tetap terpelihara.


b. Metode mekanik atau teknik


Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off), menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik, antara lain sebagai berikut:


1) Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar resapan air.


2) Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.


3) Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras teras (tangga tangga) pada lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.


4) Pembuatan saluran air (drainase), Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai.


Metode pengawetan tanah akan sangat efektif apabila metode mekanik dikombinasikan dengan metode vegetatif, misalnya terrassering dan buffering.


Erosi Tanah : Pengertian, Macam/Jenis, Penyebab, Dampak, Cara Mengatasi, dan Metode Pengawetan Tanah


c. Metode kimia


Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (runoff) tetap kecil.


Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Sekarang ini umumnya masih dalam tingkat percobaan. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini antara lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan kimia tersebut dicampur dengan air, misal dengan perbandingan 1:3, kemudian dicampur dengan tanah.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Materi Terbaru