Planet Bumi: Pengertian, Ciri/Karakteristik, Struktur, Lapisan, Proses Pembentukan, Gambar dan Penjelasannya Lengkap
https://blogmipa-geografi.blogspot.com/2018/03/planet-bumi.html
Daftar Materi Geografi
Advertisement
Baca Juga:
Planet merupakan benda angkasa yang tidak memiliki cahaya sendiri, berbentuk bulatan dan beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet memiliki pengiring atau pengikut yang disebut satelit yang beredar mengelilingi planet. Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Nama-nama Planet berdasarkan urutannya dari matahari yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
Semua planet tersebut beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing dalam suatu sistem tata surya. Jenis-jenis planet dapat diklasifikasikan berdasarkan massa dan jaraknya terhadap matahari, yaitu sebagai berikut.
1. Macam-macam planet berdasarkan massanya
■ Planet Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
■ Planet Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
2. Macam-macam planet berdasarkan jaraknya ke matahari
■ Planet Dalam (Interior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih dekat dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di antara lintasan bumi dan matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk Planet Dalam adalah Merkurius dan Venus.
■ Planet Luar (Eksterior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih jauh dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di luar lintasan bumi. Planet-planet yang termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian, ciri atau karakteristik, proses atau teori terbentuk, stuktur lapisan mengenai planet bumi yang tergolong sebagai planet inferior apabila ditinjau dari segi massanya. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.
Pengertian Planet Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam tata surya. Bumi terkadang disebut dengan istilah “dunia” atau juga disebut sebagai Planet Biru. Bumi memiliki beberapa nama alternatif, di antaranya adalah Tallus/Telluris atau Terra dan Gaia. Dari delapan planet yang dikenal manusia, Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup.
Planet Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak mengandung unsur-unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jarak bumi dengan matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan Astronomi atau sama dengan 159.000 kilometer (1 SA = 159.000.000 km).
Bumi mengelilingi matahari membutuhkan waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik, tetapi atas dasar kesepakatan ahli astronomi mengacu pada periode antara pertemuan matahari dengan bintang Aries, yaitu 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik atau sama dengan Satu Tahun Tropik.
Bumi berputar pada porosnya membutuhkan waktu 23 jam 56 menit atau sama dengan Satu Hari Bintang. Bumi selalu diikuti Bulan sebagai satelit bumi selama mengelilingi matahari. Bulan berotasi dan juga melakukan revolusi mengelilingi Bumi selama 27 3 1 hari sampai 29 3 1 hari. Peredaran Bulan mengelilingi Bumi dan sekaligus juga mengelilingi matahari.
Ciri-Ciri Planet Bumi
Bentuk bumi bulat dan pepat di kedua kutubnya. Lingkaran paling besar adalah lingkaran equator. Adapun hasil pengukuran Hayford (1909) diperoleh data sebagai berikut:
●
|
Jari-jari equator
|
: 6.378,38 km (3.963,34 mil)
| |
●
|
Jari-jari kutub
|
: 6.356,90 km (3.949,99 mil)
| |
●
|
Eliptitas (pemepatan)
|
: 1/297 = a-b/a
| |
●
|
Keliling equator
|
: 40.974,30 km (24.901,7 mil)
| |
●
|
Keliling meridian
|
: 40.007,19 km (24.860 mil)
| |
●
|
1o meridian dekat ekuator
|
: 111,0417 km (69 mil)
| |
●
|
1o pada equator
|
: 111, 5589 km (68,7 mil)
| |
●
|
1o meridian melalui kutub
|
: 111,6966 km (69,407 mil)
| |
●
|
Luas permukaan bumi
|
: 510.100.500 km2 (196.950.000 mil)
| |
●
|
Rotasi bumi
|
: 24 jam (23 jam 56 menit)
| |
1 mil
|
= 1.60934 km
| ||
1 km
|
= 0,621mil
| ||
1m
|
= 39,37 inch = 3,2808 kaki
| ||
1 kaki
|
= 0,3048 m
| ||
●
|
Dalam revolusinya (peredaran bumi mengelilingi matahari), sumbu miring 66,5o
| ||
●
|
Revolusinya adalah 1 tahun (3651/4 hari) atau 365 hari 6 jam 9’10”
| ||
●
|
BJ (Berat Jenis) adalah 5,25
| ||
●
|
Temperatur rata-rata adalah 10oC
| ||
●
|
Mempunyai satelit 1 (satu), yaitu bulan
| ||
●
|
Keliling bumi 40.000 km, untuk satu kali putaran diperlukan 24 jam dengan kecepatan di equator = 40.000/24 = 1,667 km/jam
| ||
●
|
Umur bumi adalah 3.000.000.000 - 5.000.000.000 tahun (3-5 milyar tahun)
| ||
●
|
Air panas yang ada di perut bumi disebut air juvenil (air yang belum pernah keluar dari perut bumi), nantinya akan keluar sebagai pengganti air laut kalau habis
|
Seperti diketahui bahwa bumi melakukan rotasi. Adapun akibat rotasi tersebut adalah sebagai berikut.
■ Peredaran semu harian benda langit, yaitu semua benda langit seolah-olah beredar mengedari bumi, terbit di timur dan terbenam di barat.
■ Peristiwa siang malam, yaitu terjadinya siang malam : 12 jam siang dan 12 jam malam.
■ Perbedaan waktu, yaitu tiap-tiap tempat dengan garis meridian yang berbeda, waktunya pun berbeda:
●
|
Tiap 1o jarak dua garis meridian yang berurutan, waktunya berbeda 4 menit atau tiap 15o berbeda 1 jam
|
●
|
Satu kali putaran lingkaran dalam waktu 24 jam
|
●
|
Sehingga 360o/24 = 15o, berarti setiap 15o beda waktunya 1 jam
|
●
|
Tiap 1o = 60’/15o = 4 menit
|
Zona waktu berpangkal pada meridian utama atau prime meridian (meridian 0o) yang disebut GMT (Greenwich Mean Time). Indonesia teletak pada 95oBT – 141oBT dibagi menjadi 3 daerah waktu, yaitu:
WIB (Waktu Indonesia Barat), dengan ketentuan:
| |
●
|
Garis patokan (tolok), yaitu 105oBT, meliputi Provinsi NAD (Nanggroe Aceh Darussalam), Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Babel (Bangka Belitung) DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), dan Jawa Timur
|
●
|
Sejak Januari 1988 ditambah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah
|
●
|
WIB = GMT + 7 jam atau 105o : 15o = 7 jam
|
WITA (Waktu Indonesia Tengah), dengan ketentuan:
| |
●
|
Garis patokan (tolok), yaitu 120oBT, meliputi Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Bali, NTB (Nusa Tenggara Barat), dan NTT (Nusa Tenggara Timur)
|
●
|
WITA = GMT + 8 jam atau 120o : 15o = 8 jam
|
WIT (Waktu Indonesia Timur), dengan ketentuan:
| |
●
|
Garis patokan (tolok), yaitu 135oBT, meliputi Provinsi Maluku, Maluku Utara, Irja (Papua), dan Papua Barat
|
●
|
WIT = GMT + 9 jam atau 135o : 15o = 9 jam.
|
Teori Terbentuknya Bumi dan Tata Surya
Sejak zaman dahulu sudah banyak teori tentang terbentuknya bumi dan tata surya. Beberapa teori tentang proses terjadinya bumi dan tata surya adalah sebagai berikut.
1. Teori Kabut/Nebula
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Laplace pada tahun 1796. Menurut teori ini mula-mula ada kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas hidrogen dan sedikit helium. Nebula mengisi seluruh ruang alam semesta, karena proses pendinginan, kabut gas tersebut menyusut dan mulai berputar.
Proses ini mula-mula berjalan lambat, selanjutnya semakin cepat dan bentuknya berubah dari bulat menjadi semacam cakram. Sebagian besar materi mengumpul di pusat cakram, yang kemudian menjadi matahari sedang sisanya tetap berputar dan terbentuklah planet beserta satelitnya.
2. Teori Tidal atau Teori Pasang Surut
Teori ini dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harold Jeffers pada tahun 1919. Menurut teori ini ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada waktu itu sebagian massa matahari tertarik dan lepas. Bagian-bagian yang lepas kemudian membentuk planet-planet.
3. Teori Planetesimal
Teori ini dikemukakan oleh Moulton dan Chamberlain, yang menyatakan bahwa matahari merupakan salah satu dari bintang-bintang yang jumlahnya sangat banyak. Ada sebuah bintang berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak terlalu jauh, sehingga terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari dan bintang tersebut.
Sebagian massa dari matahari itu tertarik ke arah bintang, sebagian jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di sekitar matahari. Moulton dan Chamberlain berpendapat bahwa massa yang terhambur di ruang angkasa inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dengan matahari sebagai pusatnya.
4. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh Hoyle. Hoyle mengemukakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang berdekatan. Satu bintang meledak, sehingga pecahannya berputar mengelilingi bintang yang tidak meledak. Gravitasi bintang besar yang tidak meledak menimbulkan perputaran. Bintang yang tidak meledak menjadi matahari, sedangkan pecahan-pecahan bintang yang meledak menjadi planet-planet dan satelit.
5. Teori Awan Debu
Teori ini dikemukakan oleh Von Wizsecken, ia berpendapat bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Pada 5.000 juta tahun yang lalu, gumpalan awan mengalami pemampatan, sehingga partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan serta membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.
Semakin lama, gumpalan gas itu memipih membentuk cakram (tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepi). Bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat daripada bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu kemudian saling menekan, sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar yang disebut matahari.
Bagian yang lebih luar berputar sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin kemudian membeku dan menjadi planet-planet serta satelit-satelitnya.
Perkembangan Bumi dari Masa ke Masa
Sejarah perkembangan bumi dari waktu ke waktu didasari oleh beberapa teori, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Teori Kontraksi
Teori ini dikemukakan oleh James Dana dan Elia de Baumant, mereka berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena mengalami pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas, sehingga permukaan bumi menjadi tidak rata.
2. Teori Descartess dan Sues
Dalam teori ini dijelaskan bahwasanya ketika bumi mengalami pendinginan, maka terjadilah proses pengerutan dan kemudian semakin menyusut. Kerutan-kerutan itulah sebagai pegunungan.
3. Teori Geosinklin
Teori geosinklin mengemukakan bahwa daerah sempit pada kerak bumi mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan penurunan pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang membentuk sedimen pegunungan lipatan dan selama proses inilah endapan sedimen akan mengalami metamorfosa.
4. Hipotesa Pengapungan Benua (Continental Drift)
Pada tahun 1912, ahli dari jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan konsep ini dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Continents and Oceans”. Konsep ini menjelaskan bahwa bumi ini awalnya berbentuk pangea (satu daratan) yang dikelilingi oleh lautan (Panthalasa). Selanjutnya, pangea menjadi pecah sehingga terbentuk benua-benua. Kemudian, benua-benua ini bergerak dan menempati tempat seperti sekarang ini.
Struktur Planet Bumi
Secara umum, struktur bumi dibagi menjadi tiga bagian atau komponen utama, yaitu kerak bumi, mantel bumi dan inti bumi. Berikut ini gambar struktur bumi dan penjelasannya.
1. Kerak Bumi (Crush)
Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Lapisan ini memiliki ketebalan mencapai 70 km, yang terdiri atas batuan dan asam. Di bawahnya, terdapat lapisan litosfer. Kerak bumi bukanlah lapisan yang utuh, karena terpecah menjadi tujuh buah lempeng besar dan ratusan buah lempeng kecil. Tujuh lempeng besar itu antara lain lempeng samudera pasifik, lempeng Eurasia, lempeng Afrika, lempeng Amerika Selatan, lempeng hindia-australia, lempeng Amerika Utara, dan lempeng Antartika.
2. Mantel Bumi
Mantel bumi dikenal dengan sebutan astenosfer. Tebalnya mencapai 2900 km, dan merupakan lapisan batuan padat. Mantel bumi terdiri atas gabungan berbagai material yang berbentuk padat, cair, dan gas. Lapisan ini disebut sebagai mantel bumi karena menyelimuti lapisan inti bumi. Di dalamnya, ada dua lapisan, yaitu mantel atas dan mantel bawah. Mantel atas mempunyai sifat elastis hingga semiplastis dengan kedalaman mencapai 400 km. Sedangkan mantel bawah mempunyai sifat padat dengan kedalaman sekitar 2.900 km.
3. Inti Bumi (Barisfer)
Inti bumi mempunyai kandungan unsur besi 90%, nikel 8%, dan unsur tambahan lain sebesar 2%. Lapisan ini dibagi menjadi dua lapisan:
■ Inti luar, mempunyai ketebalan hingga 2000 km dan terdiri atas kandungan besi cair yang suhunya mencapai 2.200 derajat celcius.
■ Inti dalam, merupakan pusat bumi yang bentuknya seperti bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam terdiri atas unsur besi dan nikel dengan suhu mencapai 4.500 derajat celcius.
Lapisan Planet Bumi
Berdasarkan penelitian, karakteristik lapisan bumi paling dalam memiliki sifat pejal dan keras yang diselubungi lapisan cair yang kental. Berdasarkan susunan kimianya, lapisan bumi dibedakan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Litosfer (Lapisan Berbatu)
Secara bahasa litosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “lithos” yang artinya berbatu dan “sphere” yang artinya lapisan. Jadi dapat dikatakan bahwa lithosfer merupakan lapisan paling luar atau Kulit Bumi. Secara umum lapisan kulit bumi ini disusun mengkuti bentuk muka bumi dan terdiri dari batuan serta mineral.
Dalam istilah umum litosfer sering kita sebut dengan permukaan bumi. Terdapat dua bagian utama litosfer, yaitu litosfer atas atau yang sering kita sebut dengan permukaan daratan (penyusun 1/3 atau sekitar 35% bagian litosfer) dan litosfer bawah atau yang lebih sering kita sebut dengan dasar lautan (penyusun 2/3 atau sekitar 65% bagian litosfer).
2. Hidrosfer (Lapisan Air)
Kata hidrosfer berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku kata, yakni hydro yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi, baik yang berbentuk cair, padat maupun yang berbentuk gas (uap).
Air yang berbentuk cair adalah air yang merupakan tubuh air di permukaan bumi, seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rawa, dan air tanah. Air berbentuk padat adalah air yang membeku seperti es dan gletser. Air berbentuk gas adalah air yang mengalami penguapan.
Uap air ini berasal dari tubuh air dan tumbuh-tumbuhan serta akan menjadi bibit terbentuknya awan. Komposisi kimia air terdiri dari hidrogen (H) dan oksigen (O2) dengan rumus kimia H2O. Permukaan bumi terdiri atas sekitar 70% air dan 30% daratan.
3. Atmosfer (Lapisan Udara)
Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu atmos yang artinya uap air atau gas dan sphere yang artinya selimut. Atmosfer dapat diartikan merupakan sebuah lapisan gas yang menyelimuti sebuah planet atau bumi, dari permukaan planet hingga jauh dikeluar angkasa dengan jarak 1.000 km dari permukaan bumi dan bermassa 59 x 1014 ton.
Atmosfer yang terdapat dibumi memiliki ketinggian 0 km diatas permukaan tanah, hingga mencapai skeitar 560 km diatas permukaan tanah. Atmosfer juga akan melakukan perputaran bumi atau rotasi dan berevolusi mengelilingi bumi. Atmosfer juga merupakan lapisan-lapisan yang terdiri atas campuran dari beberapa gas yang tidak berwarna dan tidak terlihat oleh mata secara langsung.
4. Biosfer (Lapisan yang Dihuni Makhluk Hidup)
Secara bahasa biosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “bio” yang artinya hidup dan “sphere” yang artinya lapisan. Biosfer adalah bagian luar dari bumi yang memungkinkan terjadinya kehidupan dan berlangsungnya proses biotik. Biosfer merupakan tempat pada permukaan bumi dimana terjadinya interaksi organisme abiotik dengan organisme biotik.
Artinya biosfer merupakan sistem ekologis lokal yang menyatukan seluruh makhluk hidup, hubugan mereka dan interaksinya dengan unsur-unsur penunjang kehidupan seperti litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara). Sederhananya biosfer merupakan tempat yang dapat mendukung adanya kelangsungan hidup. Saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang memiliki biosfer.
Setiap mahkuk hidup memiliki cara hidup dan peranannya tersendiri dalam biosfer. Tempat hidup tersebut disebut habitat. Biosfer dapat dibagi menjadi dua biosilus (lingkungan hidup), yaitu Daratan dan Perairan. Biosiklus daratan terdiri dari bagian lebih kecil lagi yang kita sebut Bioma. Bioma ini adalah bentang lahan yang mempunyai karakteristik khas berdasarkan keadaan alam serta flora dan fauna tertentu.
Fakta Menarik tentang Planet Bumi
Berikut ini adalah beberapa fakta menarik yang perlu kalian ketahui mengenai planet bumi, yaitu sebagai berikut.
1. Bumi Satu-Satunya Planet Yang Dihuni Mahluk Hidup
Tuhan menciptakan bermilyar-milyar planet atau lebih atau tak hingga, namun hanya planet bumi yang mendukung untuk tempat makhluk hidup tinggal. Selama ini penelitian-penelitian dilakukan untuk mencari kehidupan lain, namun hasilnya belum ada sampai sekarang.
2. Bumi Memiliki Titik Tertinggi Dan Titik Terdalam
Bentuk bumi ini tidaklah datar maka akan ada suatu titik tertinggi dan terdalam. Titik tertinggi bumi yaitu gunung Everest setinggi 8.848 meter dan titik terdalam adalah palung Mariana di Samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter.
3. Planet Tercerah
Diketahui bahwa planet Venus merupakan planet yang terang. Namun bumi lebih terang jika dilihat dari luar angkasa karena memiliki warna biru cerah.
4. Memiliki Perbedaan Gravitasi
Beberapa tempat di bumi ini memiliki gravitasi berbeda-beda tergantung dari jarak ke inti bumi. Ini berarti bahwa karena tarikan gravitasi, Anda secara teknis lebih ringan atau lebih berat di lokasi tertentu. Meskipun Anda tidak akan pernah merasakannya.
5. Bumi Memiliki Planet Kembar
Salah satu fakta menarik lainnya yaitu bahwa dulunya bumi memiliki planet kembar yang bernama planet Theia. Didalilkan 4,5 miliar tahun yang lalu sebuah tabrakan hebat terjadi antara planet bumi dan theia, akibat tabrakan tersebut terbentuklah bulan.
6. Bentuk Bumi Tidaklah Datar
Jika dilihat dari luar angkasa mungkin bumi terlihat mulus. Namun sebenarnya bumi tidaklah datar melainkan berelief yang artinya bumi terdiri dari berbagai bentukan seperti gunung, lembah, sungai, danau, laut dan lain-lain.
7. Bumi Adalah Planet Biru
Disebut demikian karena bumi 71% terdiri dari perairan dan sisanya adalah daratan. Hal ini dibuktikan oleh astronot yang pertama kali pergi ke luar angkasa dan melihat planet bumi itu sangat berwarna biru.
8. Bumi Memiliki Panas Sendiri
Selain sumber energi panas dari matahri, bumi juga memiliki energi panas sendiri yaitu dalam inti bumi, Diperkirakan bahwa suhu inti memiliki panas mencapai 5.000-7.000 derajat Celcius atau sama dengan panas di permukaan matahari.
9. Lempengan Tektonik
Bumi merupakan satu-satunya planet dari galaksi Milky Way yang memiliki lempengan tektonik.
10. Bumi Tidak Berbentuk Bulat
Mungkin banyak orang mengetahui bahwa bumi berbentuk bulat, namun sebenarnya bumi berbentuk bulat pepat (oblate spheroid) sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa.
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Bumi
https://www.wowmenariknya.com/2013/09/10-fakta-menarik-tentang-planet-bumi-yang-mungkin-tidak-kamu-ketahui.html