Loading...

7 Macam Teori Pembentukan Tata Surya Menurut Para Ahli + Gambar Lengkap

Advertisement
Jika kalian berdiri pada malam hari ketika udara cerah tanpa awan dan kabut kemudian mencoba mengamati jagat raya, akan tampak bola langit yang dihiasi berjuta-juta bahkan milyaran benda langit, baik yang memancarkan sinar (cahaya) maupun yang menerima dan memantulkan sinar. Benda-benda langit tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga kelompok utama yaitu bintang, tata surya, dan nebula.

Tata surya merupakan salah satu sistem bintang yang terdapat di galaksi Bima Sakti. Lalu tahukan kalian apa yang dimaksud dengan tata surya dan bagaimana proses terjadinya tata surya tersebut? Nah pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenai definisi dari tata surya serta teori-teori yang menyatakan proses terjadinya tata surya. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.

Pengertian Tata Surya (The Solar System)
Tata surya atau sistem matahari adalah suatu sistem yang terdapat di jagat raya terdiri atas matahari sebagai pusatnya, planet-planet (termasuk Planet Bumi), satelit-satelit (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan benda-benda lainnya sebagai anggota dari tata surya yang beredar mengelilingi pusatnya, yakni matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa bintang-bintang yang lainnya pun kemungkinan besar memiliki sistem seperti tata surya dengan pusat dan lintasan orbit tertentu. Dalam arti lain, bukan tidak mungkin setiap bintang memiliki sistem bintang seperti matahari, karena matahari hanya merupakan satu dari milyaran bintang yang ada di jagat raya. Pertanyaannya mungkinkah ada kehidupan lain selain di bumi?

Benda-benda angkasa yang termasuk struktur utama dari sistem tata surya adalah:
1. matahari (the sun);
2. planet-planet (the planets);
3. bulan (the moon) dan satelit lainnya;
4. asteroid; dan
5. komet.

Teori Terjadinya Tata Surya
Bagaimana Matahari, planet, dan satelit yang bekerja secara teratur dalam Tata Surya ini terjadi? Pertanyaan inilah yang menggelayuti pikiran manusia dan sampai sekarang pun belum diperoleh jawaban yang benar-benar memuaskan. Meskipun demikian, kita patut menghargai para ahli yang dengan tekun melakukan penelitian dengan pengamatan dan percobaan untuk mengungkap misteri pembentukan Tata Surya. Usaha para ahli tersebut menghasilkan beberapa teori. Berikut ini adalah teori-teori tentang pembentukan Tata Surya.

1. Hipotesis Kabut-Teori Nebula
Teori Nebula kali pertama dikemukakan oleh seorang filsuf berkebangsaan Jerman yang bernama Immanuel Kant yang hidup antara tahun 17241804. Menurut Kant, tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat tersebut menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang memiliki berat jenis tinggi yang disebut inti massa pada beberapa tempat yang berbeda.
Hipotesis Kabut-Teori Nebula : teori proses pembentukan/terjadinya tata surya
Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya. Akibat terjadinya proses pendinginan inti-inti massa yang lebih kecil maka berubahlah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi disebut matahari.

Teori nebula lainnya yang berkembang dikemukakan oleh seorang astronom berkebangsaan Prancis bernama Pierre Simon de Laplace yang hidup antara 17491827. Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Oleh karena perputaran yang terjadi sangat cepat, maka terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas tersebut berputar dan pada akhirnya mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal menjadi matahari.

Garis besar teori nebula adalah sebagai berikut:
Tata surya pada mulanya awan gas atau nebula yang berputar. Sambil memadat, pusat awan ini memutar dengan cepat. Melepaskan cincincincin gas, yang kemudian membentuk planet-planet, satelit-satelit yang beredar. Dan massa intinya menjadi matahari yang sekarang ini.

2. Teori Planetesimal
Sekitar tahun 1900, seorang ahli astronomi bernama Forest Ray Moulton dan ahli geologi bernama T.C. Chamberlin mengemukakan teori terbentuknya tata surya yang dikenal dengan Hipotesis Planetesimal. Menurut mereka, planetesimal adalah suatu benda padat kecil yang mengelilingi suatu inti gas.
teori planetesimal: teori proses pembentukan/terjadinya tata surya
Inti dari teori ini adalah pada suatu ketika terdapat sebuah bintang yang menembus ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan Matahari. Daya tarik (gravitasi) antara bintang tersebut dan Matahari semakin tinggi pada saat jaraknya semakin dekat, sehingga menyebabkan terjadinya pasang naik massa gas yang dikandung oleh kedua bintang.

Pada saat pasang naik, gas dalam tubuh Matahari mencapai puncaknya, sehingga timbul beberapa bagian kecil massa Matahari yang terlepas atau terlempar dan mulai mengorbit di sekitar Matahari. Setelah bintang tersebut menjauh dari Matahari, pasang Matahari kembali menurun ke arah normal. Massa gas yang terlempar dan mengorbit di sekitar Matahari ini lama kelamaan mendingin dan membeku (memadat) membentuk planetesimal atau benda-benda padat, yang pada akhirnya membentuk planet.

Garis besar teori planetesimal adalah sebagai berikut:
Susunan matahari terlebih dahulu merupakan sebuah kabut pilin. Pada kabut pilin ada himpunan benda-benda halus yang disebut planetesimal. Yang lebih besar menarik yang kecil, kemudian menjadi bola besar di tengah-tengahnya. Akhirnya bola besar itu menjadi matahari dan planetesimal menjadi planet-planet.

3. Hipotesis Tidal-Teori Pasang Surut Gas

Teori Pasang surut dikemukakan oleh Sir James Jeans dan Sir Harold Jeffreys pada tahun 1918. Menurut kedua ahli tersebut, planet bukanlah terbentuk dari pecahan kecil gas saat terjadi pasang naik Matahari yang kemudian memadat membentuk planetesimal, melainkan langsung terbentuk dari massa asli yang ditarik dari Matahari oleh bintang lain yang lewat ke dekat Matahari kita.
Hipotesis Tidal-Teori Pasang Surut Gas: teori proses pembentukan atau terjadinya tata surya
Inti dari teori pasang adalah pada suatu ketika ada suatu bintang yang datang mendekati bahkan hampir menyentuh Matahari. Berkat adanya gaya gravitasi, bintang tersebut mengisap filamen gas yang berbentuk cerutu dari tubuh Matahari. Filamen tersebut membesar pada bagian tengahnya dan mengecil di kedua bagian ujung, kemudian membentuk planet. Oleh karena itu, planet-planet yang terletak di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, dan Uranus, memiliki ukuran lebih besar jika dibandingkan dengan planet yang letaknya di bagian tepi.

Garis besar teori pasang surut adalah sebagai berikut:
Bumi dibentuk pada waktu sebuah bintang melintas berdekatan dengan matahari dan menarik keluar dari permukaan matahari gumpalan gas yang amat besar berbentuk cerutu. Kemudian gumpalan gas tersebut pecah menjadi bagian-bagian yang mendingin dan memadat membentuk planet-planet.

4. Teori Bintang Kembar
Teori Bintang Kembar dikemukakan oleh seorang astronom berkebangsaan Inggris yang bernama Lyttleton (1930). Teori ini mengemukakan bahwa awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa, melintas bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar tersebut kemudian menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi bintang yang tetap bertahan (tidak hancur), yaitu matahari.
Teori Bintang Kembar: teori proses terjadinya atau pembentukan tata surya
Teori bintang kembar juga sering disebut dengan Teori Lyttleton. Teori ini dinamakan sesuai dengan nama pencetusnya, yaitu R.A. Lyttleton. Teori ini merupakan modifikasi dari teori benturan yang telah ada sebelumnya. Dalam beberapa hal, teori ini memberikan penjelasan yang lebih baik tentang asal Tata Surya berdasarkan teori benturan.

5. Teori Awan Debu (Teori Proto Planet)
Astronom Von Weizsaecker (1945) dan Grard P. Kuiper (1950) menjelaskan bahwa alam semesta terdiri atas formasi bintang-bintang. Menurut dia pusat yang memadat berkembang dalam suatu awan antarbintang dari gas hidrogen. Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang lainnya, kemudian memadat menjadi bintang tunggal, yaitu matahari.
Teori Awan Debu (Teori Proto Planet): teori proses terbentuknya atau pembentukan tata surya
Peristiwa berikutnya, kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan adanya daya tarik dari massa yang lebih besar, menyebabkan awan yang lebih kecil terpecah-pecah menjadi awan yang lebih kecil yang disebut proto planet. Setelah suatu periode yang lama, proto planet tersebut menjadi planet-planet seperti yang kita lihat sekarang ini.

Bila kedua awan mempunyai ukuran yang sama maka akan terbentuk bintang ganda. Formasi bintang ganda sangat sering terjadi di alam semesta ini. Ketika matahari memadat, ia akan menjadi begitu panas sehingga sebagian besar energi radiasi dipancarkan. Energi itu cukup kuat untuk mendorong gas-gas yang lebih terang, seperti hidrogen dan helium dari awan yang menyelubungi protoplanet-protoplanet yang paling dekat dengan matahari.

Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelilingnya yang kemudian membentuk planet-planet yang beredar mengelilingi matahari.

6. Hipotesis Peledakan Bintang
Hipotesis Peledakan Bintang: teori pembentukan atau proses terjadinya tata surya
Teori ini dikemukakan oleh ahli astronomi Inggris Fred Hoyle (1956). Matahari mempunyai kawan sebuah bintang, pada mulanya berevolusi satu sama lain, kemudian ada di antaranya yang memadat dan mungkin terjerat ke dalam orbit keliling matahari yang lain, lalu meledak dan bebas di ruang angkasa. Teori ini didukung banyak ahli astronomi karena dewasa ini banyak diketemukan bintang ganda atau kembar.

7. Teori Big Bang
Arno Penzias dan Robert Wilson, astronom Amerika Serikat pada tahun 1965, menemukan sisa radiasi hasil ledakan raksasa. Radiasi latar kosmis, sebagai bukti bahwa alam semesta berasal dari ledakan raksasa, telah terbukti dan menjawab hipotesis asal-usul alam semesta. Semua persediaan unsur diciptakan dalam setengah jam pertama setelah terjadi ledakan. Oleh karena itu, tidak ada materi baru yang diciptakan.
teori pembentukan atau proses terjadinya tata surya: teori big bang
Teori ini disusun atas bukti-bukti bahwa ada gema ledakan masa lalu dan perubahan spektrum bintang ke arah merah. Berdasarkan bukti-bukti tersebut maka diduga bahwa seluruh alam semesta pada awalnya adalah sebuah atom primordial (yang paling pertama) yang dalam keadaan suhu dan tekanan sangat tinggi ketika terjadi ketidakseimbangan antara suhu dan tekanan meledak dengan suara dan energi yang luar biasa besarnya.

Suara terus bergema hingga saat ini. Pendapat yang mendukung pada penjelasan mengenai quasar ini ada enam.
 Quasar adalah pulsar aneh dengan pusat yang sangat masif dan berputar cepat yang dihubungkan dengan medan magnet sangat kuat.
 Quasar berasal dari tumbukan berulang-ulang jutaan bintang yang terkumpul sangat mampat di sebuah galaksi. Ia melepaskan bagian luarnya hingga membuat bagian dalam bintang sangat masif itu terlihat.
 Quasar adalah galaksi dengan bintang-bintang yang sangat rapat letaknya sehingga pada saat terjadi sebuah ledakan supernova di sebuah bintang, dengan cepat kejadian ini akan merobek bintang lain dan menimbulkan ledakan supernova berantai.
 Quasar mendapat tenaganya dari proses anihilasi materi dengan antimateri, di mana cadangan antimaterinya masih ada di dalam quasar sampai sekarang.
 Quasar adalah energi yang dilepaskan pada saat gas, debu, dan bintang-bintang jatuh ke lubang hitam yang berada di pusat suatu galaksi.
 Quasar tidak lain adalah "lubang putih". Sisi berlawanan dari lubang hitam yang merupakan penyaluran dan muara arus materi yang masuk dari lubang hitam di bagian lain alam semesta. Atau bahkan, mungkin dari alam semesta lain.

Kesimpulan:
Teori-teori di atas hanyalah sedikit dari banyak teori yang telah diajukan para ahli tentang terjadinya tata surya. Tidak satu pun di antara teori tersebut yang dianggap benar-benar memuaskan dan dapat diterima secara luas oleh seluruh dunia. Masing-masing teori ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Namun demikian, kalian harus mengetahui bahwa teori-teori tersebut dikemukakan berdasarkan penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang matang. Kamu harus menghargai buah pikiran mereka.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Materi Terbaru