Loading...

Gejala Geografi Pada Atmosfer, Hidrosfer, Litosfer, Pedosfer, Biosfer dan Antroposfer + Contohnya Dalam Kehidupan Sehari-hari

Advertisement
Gejala geografi adalah keterkaitan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain. Gejala geografi mempengaruhi kehidupan manusia. Timbulnya gejala-gejala geografi ini tidak dapat kita atur sehingga gejala ini tidak dapat diminta ataupun ditolak oleh manusia. Dapat dikatakan bahwa gejala-gejala geografi atau gejala alam mendukung dan sekaligus membatasi aktivitas manusia. Pada batas-batas tertentu, manusia harus menyesuaikan diri (adaptasi) dengan alam.

Gejala-gejala geografi yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari tercermin dalam berbagai hal, antara lain dalam persebaran pemukiman, persebaran pusat-pusat aktivitas penduduk (sekolah, rumah, pasar, dan industri), peristiwa alam seperti banjir, gempa, letusan gunung berapi, cuaca atau iklim. Peristiwa-peristiwa alam di dalam geosfer banyak yang berkaitan dengan kehidupan manusia baik yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini adalah beberapa contoh gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari.

Gejala pada Atmosfer
Gejala-gejala geografis yang terjadi di atmosfer antara lain musim, iklim, cuaca, angin, awan, petir, hujan dan lain-lain.
 Musim adalah peristiwa yang terjadi setiap tahun berdasarkan kondisi cuaca dalam rentang waktu dan jarak tertentu. Contohnya, musim dingin adalah rentang waktu yang selama itu suhu udara selalu rendah, musim hujan adalah rentang waktu yang banyak sekali terjadi hujan. Terjadinya perubahan musim dapat berpengaruh antara lain sebagai berikut.
1. Pada musim penghujan para petani mulai menggarap lahannya (sawah tadah hujan).
2. Jenis pakaian yang digunakan penduduk, seperti di daerah beriklim dingin, pakaian yang digunakan pada umumnya tebal-tebal.
contoh gejala geografis pada atmosfer dan pengaruhnya pada kehidupan manusia sehari-hari
 Cuaca adalah keadaan udara rata-rata pada suatu tempat, meliputi daerah yang sempit, dan waktunya relatif singkat. Cuaca sangat mempengaruhi kehidupan manusia di bumi. Keadaan cuaca dapat diperkirakan dengan cara pengamatan. Pengamatan dilakukan terhadap unsur-unsur cuaca misalnya, suhu udara, tekanan udara, kelembapan, angin, keadaan awan, dan curah hujan.
 Iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca pada suatu wilayah yang luas dan dalam waktu yang lebih lama. Iklim sangat berpengaruh pada pergantian musim yang ada di Indonesia. Keberadaan musim penghujan dan musim kemarau di Indonesia sangat berpengaruh pada kehidupan petani khususnya untuk kelangsungan hidup tanaman-tanaman semusim, di mana pada musim kemarau petani akan menanam palawija dan pada musim penghujan petani akan menanam padi. Keadaan iklim di permukaan bumi sangat bervariasi tergantung pada letak lintang dan bentuk daerah. Unsur-unsur iklim antara lain, pola suhu atau temperatur udara, pola tekanan udara, dan pola kelembapan udara.
 Angin adalah aliran udara dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Jadi angin terjadi akibat perbedaan tekanan udara. Untuk mengetahui arah angin dapat digunakan bendera angin dan untuk mengetahui kecepatan angin di gunakan alat yang disebut dengan anemometer. Angin terjadi sepanjang tahun atau setiap musim dengan intensitas yang berbeda-beda. Angin sangat diperlukan manusia, khususnya bagi para nelayan yang menggantungkan pada arah dan kecepatan angin dalam aktivitasnya mencari ikan di laut.

Gejala pada Hidrosfer
Contoh gejala pada hidrosfer adalah banjir dan tsunami. Pengaruh gejala pada hidrosfer terhadap kehidupan manusia antara lain sebagai berikut.
1. Besar kecilnya air limpasan di permukaan bumi, selain dipengaruhi oleh besar dan lamanya hujan juga dipengaruhi penggunaan lahan oleh manusia. Apabila perbukitan yang seharusnya dijadikan tempat peresapan air (catchment area) dijadikan areal permukiman atau kegiatan pertanian yang tidak memperhatikan pelestariannya maka air limpasan (run off) jumlahnya semakin banyak.
2. Besar kecilnya cadangan air tanah dipengaruhi oleh banyak sedikitnya peresapan air ke dalam tanah. Hal tersebut dipengaruhi oleh jenis batuan dan vegetasi penutup lahan. Cadangan air tanah juga dipengaruhi cara manusia yang memanfaatkannya. Jika manusia memanfaatkan air tanah secara boros, ketersediaannyapun akan cepat habis.

Gejala pada Litosfer

Gejala geografis yang terjadi di litosfer antara lain gempa bumi, vulkanisme, gunung berapi, patahan dan lipatan.
 Gempa bumi adalah gejala alam yang memengaruhi kehidupan manusia. Gempa bumi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu gempa bumi runtuhan (terban), gempa bumi tektonik, dan gempa bumi vulkanik. Contoh, gempa bumi tektonik adalah gempa yang terjadi di Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah yang banyak menimbulkan korban jiwa dan rusaknya bangunan yang ada di wilayah tersebut. Manusia sampai saat ini hanya bisa meramalkan akan adanya gempa bumi, tetapi belum bisa memastikan kapan terjadinya gempa bumi, sehingga hal yang terpenting adalah kewaspadaan penyelamatan diri ketika terjadi bencana tersebut.
 Vulkanisme adalah adalah peristiwa naiknya magma dari dalam perut bumi menuju permukaan bumi. Magma merupakan campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat, dan sangat panas. Aktivitas magma sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Magma dapat berbentuk gas, padat, dan cair. Aktivitas gunung api tidak hanya menimbulkan kerugian tetapi juga dapat memberikan keuntungan di antaranya daerah di sekitar gunung api sangat subur sehingga hasil pertaniannya sangat besar.

Gejala pada Pedosfer
Gejala geografi yang terjadi di pedosfer antara lain erosi, sedimentasi dan pembentukan tanah.
 Erosi merupakan peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah dari suatu tempat ke tempat yang lainnya oleh media alam. Di daerah beriklim basah seperti Indonesia peristiwa erosi sebagian besar disebabkan oleh air. Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Proses erosi ini dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah, daya dukung tanah untuk produksi pertanian dan kualitas lingkungan hidup. Untuk mengurangi tingkat erosi, pemanfaatan lahan di daerah miring dilakukan dengan membuat sengkedan (terrasering).
 Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen.

Gejala pada Biosfer
Keragaman flora dan fauna menyebabkan keanekaragaman konsumsi bahan pangan. Pada daerah penghasil padi mayoritas penduduk mengonsumsi nasi dari beras. Pada daerah penghasil gandum menggunakan terigu sebagai bahan untuk membuat makanannya. Contoh lain gejala pada biosfer adalah migrasi penduduk dan persebaran hama tikus. Dengan demikian, keberadaan hewan juga mempengaruhi aktivitas manusia.
contoh gejala geografis pada biosfer dan pengaruhnya pada kehidupan manusia sehari-hari
Misalnya orang Thailand menggunakan gajah untuk membantu pekerjaannya seperti mengangkut kayu dan memidahkan barang, sedangkan di Indonesia penduduk memanfaatkan kuda untuk transportasi, sapi dan kerbau untuk membajak sawah. Hal ini disebabkan karena faktor keberadaan dari hewan-hewan tersebut.

Gejala pada Antroposfer
Manusia di permukaan bumi beragam adat dan budayanya, hal ini mengakibatkan interaksi penduduk yang berbeda. Penduduk memiliki keahlian yang berbeda-beda sehingga terjadi adanya saling membutuhkan. Penduduk juga menempati tempat yang berbeda-beda kondisi alam dan sumber dayanya. Hal ini menyebabkan kehidupanpun beragam karena dalam pemanfaatan alam yang berbeda perlu pengolahan dan alat yang berbeda pula.

Beberapa gejala geografis di antroposfer yang mempengaruhi kehidupan manusia antara lain sebagai berikut.
 Gejala yang bersifat sosial-geografi, misalnya, transmigrasi yang disebabkan kepadatan topografi dan kesejahteraan di daerah asal yang kurang mendukung sehingga diberi lokasi permukiman yang dapat meningkatkan kesejahteraan para transmigran.
 Gejala yang bersifat sosial-ekonomi geografi, misalnya, munculnya industri di daerah agraris yang menimbulkan perubahan status sosial; contoh, daerah Karawang-Bekasi dahulu adalah daerah pertanian yang subur, sekarang berubah menjadi daerah industri dan permukiman penduduk.
 Gejala yang bersifat fisiografis, misalnya, perubahan bentang lahan yang berpengaruh pada keadaan ekonomi seseorang.
 Gejala yang bersifat klimatologis, misalnya, perubahan iklim berpengaruh pada kegiatan ekonomi.
 Gejala yang bersifat sosiologis-ekonomis, misalnya, perbedaan status sosial dalam masyarakat memengaruhi perilaku konsumtif dan ekonomi masyarakat. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa masing-masing gejala geografi itu mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap kehidupan manusia.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Materi Terbaru