Loading...

3 Jenis Pendekatan Penelitian Geografi dan Contohnya Menurut Peter Hagget

Advertisement
Pendekatan dan metode dalam kajian geografi sejak awal pertumbuhan pada masa Yunani hingga saat ini selalu mengalami perubahan. Objek Kajian geografi telah dilakukan orang dengan bentuk pendekatan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu. Pandangan filsafat, perubahan paradigma dan perdebatan sejumlah tokoh sangat mempengaruhi cara kerja atau metode serta sasaran utama geografi.

Dalam geografi terpadu, para ahli geografi tidak hanya memfokuskan kajiannya pada objek material, tetapi lebih menekankan pada sudut pandang keilmuannya. Menurut Peter Hagget untuk menemukan masalah geografi, maka digunakan tiga bentuk pendekatan, yaitu pendekatan spasial (keruangan), pendekatan ekologi (lingkungan), dan pendekatan regional (kompleks wilayah). Berikut ini penjelasan lengkapnya.
3 jenis pendekatan geografi menurut peter hagget yaitu pendekatan spasial (keruangan), pendekatan ekologi (lingkungan), dan pendekatan regional (kompleks wilayah)
#1 Pendekatan Spasial (Keruangan)
Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka Bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka Bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interrelasi, serta interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan adalah sebagai berikut.
 Sebidang tanah harganya mahal karena tanahnya subur.
 Sebidang tanah harganya mahal karena letaknya di pinggir jalan.
Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktifitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letaknya yang strategis.

Fenomena geografi berbeda dari wilayah yang satu dengan wilayah yang lain dan mempunyai pola keruangan/spasial tertentu (spatial structure). Tugas para ahli geografi adalah menjawab pertanyaan mengapa pola keruangan dari fenomena geografi tersebut terstruktur seperti itu, dan bagaimana terjadinya (spatial process). Berdasarkan perbedaan ini timbul interaksi antarwilayah dalam bentuk adanya pergerakan manusia, barang dan jasa.

Tema analisis keruangan merupakan ciri utama dari geografi, selain itu, analisis keruangan juga paling kuat kemampuannya untuk melakukan perumusan (generalisasi) dalam rangka menyusun teori. Misal, contoh konkret penggunaan pendekatan keruangan untuk mengkaji antara tingkat kemiringan lereng, jenis tanah, dan vegetasi dengan terjadinya erosi.

#2 Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interrelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan, geografi menelaah gejala interaksi dan interrelasi antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial).

Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.

Pendekatan ini tidak hanya mendasarkan pada interaksi organisme dengan lingkungan, tetapi juga dikaitkan dengan fenomena yang ada dan juga perilaku manusia. Karena pada dasarnya lingkungan geografi mempunyai dua sisi, yaitu perilaku dan fenomena lingkungan. Sisi perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan gagasan dan kesadaran lingkungan.

Interelasi keduanya inilah yang menjadi ciri khas pendekatan ini. Menggunakan keenam pertanyaan geografi (5W + 1H), analisis dengan pendekatan ini masih bisa dilakukan. Nah, perhatikan contoh analisis mengenai terjadinya banjir di Sinjai berikut dan kamu akan menemukan perbedaannya dengan pendekatan keruangan.

Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut.
 Identifikasi kondisi fisik yang mendorong terjadinya bencana ini, seperti jenis tanah, topografi, dan vegetasi di lokasi itu.
 Identifikasi sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
 Identifikasi budi daya yang ada kaitannya dengan alih fungsi lahan.
 Menganalisis hubungan antara budi daya dan dampak yang ditimbulkannya hingga menyebabkan banjir.
 Menggunakan hasil analisis ini mencoba menemukan alternatif pemecahan masalah ini.

Analisis ekologi memandang rangkaian fenomena dalam satu kesatuan ruang. Fenomena geografi membentuk suatu rangkaian yang saling berkaitan di dalam sebuah sistem, dengan manusia sebagai unsur utamanya. Memang benar bahwa tanpa manusia pun proses alam tetap berlangsung dalam keseimbangan yang serasi.

Justru dengan campur tangan manusia maka keseimbangan kadang-kadang menjadi terganggu dan bahkan sampai ke tingkat yang mengkhawatirkan. Tidak mengherankan bahwa banyak di antara para ahli geografi memasukkan analisis ekologi sebagai salah satu analisis geografi yang penting di samping analisis geografi lainnya. Analisis ekologi ini banyak digunakan dalam kehidupan manusia, antara lain untuk mengkaji siklus hidrologi, siklus erosi, pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai), serta pengelolaan lingkungan dan sumber daya.

Kelemahan analisis ekologi terletak pada kekuatan perumusan yang lebih kecil dibanding dengan analisis spasial atau keruangan. Sebagai akibatnya, kekuatan untuk membuahkan teori pun lebih kecil pula dan keunggulannya terletak pada fokus yang lebih besar terhadap masalah lingkungan.

#3 Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka Bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.

Analisis kompleks wilayah merupakan perpaduan antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Analisis ini menekankan pengertian ”areal differentiation” yaitu adanya perbedaan karakteristik tiap-tiap wilayah. Perbedaan ini mendorong suatu wilayah dapat berinteraksi dengan wilayah lain. Perkembangan wilayah yang saling berinteraksi terjadi karena terdapat permintaan dan penawaran.

Contoh analisis kompleks wilayah diterapkan dalam perancangan kawasan permukiman. Langkah awal, dilakukan identifikasi wilayah potensial di luar Jawa yang memenuhi persyaratan minimum, seperti kesuburan tanah dan tingkat kemiringan lereng. Langkah kedua, identifikasi aksesibilitas wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan rancangan untuk jangka panjang dan jangka pendek untuk pengembangan kawasan tersebut.

Kelemahan analisis kompleks wilayah adalah kurang jelasnya struktur serta fokus yang berorientasi pada masalah. Keunggulannya terletak pada fungsinya sebagai sintesis yang memungkinkan pemahaman secara holistik dan komprehensif atas wilayah. Hal ini sangat diperlukan di dalam pengelolaan lingkungan dan sumber daya. Pendekatan kompleks wilayah sebagai salah satu analisis geografi antara lain dikemukakan oleh Hartshorne (1939), Luckermann (1964), Broek (1965), Mitchell (1979), dan Hagget (1983).

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Materi Terbaru