4 Macam Metode Pendekatan Geografi dan Contohnya Menurut Nursid Sumaatmadja
https://blogmipa-geografi.blogspot.com/2017/10/pendekatan-geografi-menurut-Nursid-Sumaatmadja.html
Daftar Materi Geografi
Advertisement
Baca Juga:
Geografi mempelajari geosfer dengan menggunakan pendekatan kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Pendekatan kelingkungan artinya geografi selalu melihat bagaimana hubungan dan keterkaitan antara aspek fisikal dan makhluk hidup lainnya pada ruang permukaan bumi. Pendekatan kewilayahan atau regional artinya geografi selalu melihat ruang sebagai wadah yang memiliki keunikan atau perbedaan dengan wilayah lainnya sebagai hasil interelasi dan integrasi antara aspek fisik dan manusia yang berada di dalamnya.
Konteks keruangan artinya geografi selalu melihat ruang dalam pengertian tiga dimensi, yaitu atas (atmosfer), bawah (litosfer), dan luasan (hidrosfer, biosfer, dan antroposfer). Geografi selalu melihat pola penye baran suatu fenomena dalam ruang atau permukaan bumi, bagaimana keterkaitan antara fenomena dengan fenomena lain yang berbeda di suatu tempat, fenomena suatu tempat dengan fenomena lain di lain tempat, dan bagaimana pengaruh dari suatu fenomena (gejala) terhadap fenomena (gejala) lain dalam ruang yang jauh lebih luas.
Dari pembahasan sebelumya diketahui bahwa ruang lingkup geografi tersebut sangatlah luas. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan tidak hanya dari sudut aspek keruangannya, tetapi dari aspek-aspek yang lainnya. Menurut Nursid Sumaatmadja, terdapat empat jenis pendekatan geografi, yaitu sebagai berikut.
#1 Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas dalam geografi. Pada pelaksanaan pendekatan keruangan ini harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: prinsip penyebaran, interelasi, dan deskripsi, sedangkan yang termasuk pendekatan keruangan, yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional. Secara teoretis pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain, akan tetapi pada kenyataan praktisnya, berhubungan satu sama lain.
■ Pendekatan Topik
Pendekatan topik adalah pendekatan yang menitikberatkan pada topik utama dari suatu gejala dan masalah pada studi geografi. Misalnya, topik utama yang terjadi di Indonesia adalah kelaparan. Kelaparan di suatu daerah diungkapkan jenis, sebab, persebaran, intensitas, dan interelasinya dengan gejala lain dan masalah secara keseluruhan. Dengan begitu, masalah geografi di daerah tersebut dapat diungkap secara lebih luas.
Pendekatan topik dapat dilakukan terhadap topik-topik lainnya, seperti kekurangan air, erosi, industri, pengangguran, dan kenakalan remaja. Dalam melakukan pendekatan topik, pada prinsipnya tidak boleh terlepas hubungannya dengan ruang yang menjadi topik tersebut. Faktor-faktor geografi seperti keadaan fisis dan manusianya harus diikutsertakan dalam pendekatan ini. Berdasarkan landasan keruangan, kita dapat mengungkapkan karakteristik masalah kelaparan di wilayah tertentu dibandingkan dengan masalah kelaparan di daerah lain.
■ Pendekatan Aktivitas Manusia
Pendekatan aktivitas manusia adalah jenis pendekatan yang fokus utamanya adalah aktivitas manusia (human activities). Aktivitas penduduk dapat ditinjau dari persebaran, interelasi, dan deskripsinya dengan gejala lain yang berhubungan dengan aktivitas itu. Dari persebaran penduduk, kita dapat membedakan jenis aktivitas sehubungan dengan mata pencarian.
Misalnya, apakah aktivitas itu berlangsung di dataran rendah, di dataran tinggi atau pegunungan, di pantai, dan sebagainya. Dengan adanya persebaran kegiatan penduduk tadi, dapat pula diungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, keadaan geologi, keadaan tinggi rendah permukaan, dan sebagainya. Oleh karena itu, kita dapat membuat deskripsi tentang aktivitas penduduk berdasarkan persebaran dalam ruang.
■ Pendekatan Regional
Region adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas dan membedakan diri dari region-region yang lain. Adapun pendekatan regional adalah mendekati suatu gejala atau masalah dari region atau wilayah tempat gejala tadi tersebar. Pendekatannya ditekankan kepada region yang merupakan ruang atau wadahnya, bukan kepada topik atau aktivitas manusianya.
Misalnya, masalah pantai. Dalam hal ini, kita mengungkapkan masalah abrasi pantai. Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya abrasi pantai. Lalu, kita dapat mengungkapkan interelasi abrasi dengan penanaman hutan bakau (mangrove) di pantai. Apakah hutan bakau di pantai dapat mengurangi abrasi pantai? Kita dapat membandingkan kondisi antara pantai yang tidak ditumbuhi dengan pantai yang ditumbuhi pohon-pohon bakau.
Itulah sebabnya antara pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional sukar dipisahkan satu sama lainnya. Hal itu terjadi karena suatu pendekatan akan membantu pendekatan lainnya.
#2 Pendekatan Ekologi (Ecological Approach)
Pendekatan ekologi adalah suatu metodologi untuk mendekati, menelaah, dan menganalisis suatu gejala atau masalah dengan menerapkan suatu konsep dan prinsip ekologi. Ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Geografi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan persebaran dan aktivitas manusia.
Pandangan dan penelaahan ekologi diarahkan kepada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alam. Pendekatan ekologi dapat mengungkapkan masalah persebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Misalnya, daerah permukiman ditinjau sebagai suatu bentuk ekosistem hasil interaksi persebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Demikian pula daerah pertanian, daerah perindustrian, daerah perkotaan dan sebagainya.
#3 Pendekatan Historis (Historical Approach)
Pendekatan historis atau pendekatan kronologis adalah suatu pendekatan yang menganalisis gejala dan masalah geografi berdasarkan proses kronologi (urutan waktu) serta memprediksi proses gejala dan masalah tersebut pada masa yang akan datang. Pendekatan kronologi (history atau sejarah) dapat menjelaskan dimensi waktunya dan dapat pula menjelaskan pertumbuhan dan perkembangannya.
Studi geografi dalam meneliti dan menganalisis gejala melalui konsep regional tidak hanya memerhatikan tempat sebagai faktor ruang, melainkan juga harus meperhatikan urutan waktu sebagai faktor historinya. Pendekatan kronologi suatu gejala atau masalah pada ruang tertentu dapat kita lakukan sebagai berikut:
● Mengkaji perkembangannya;
● Melakukan prediksi proses gejala atau masalah tadi pada masa-masa yang akan datang;
● Melakukan pengkajian dinamika dan perkembangan suatu gejala geografi di daerah atau wilayah tertentu.
Meneliti, menganalisis, dan mengadakan interpretasi peta suatu wilayah dengan menggunakan pendekatan historis, artinya dengan menggunakan peta perkembangan daerah berdasarkan urutan waktunya. Kita akan dapat melihat kecenderungan ke arah mana kota itu tumbuh berkembang.
Selain itu, dapat dikaji pula apa sebabnya kota berkembang ke arah itu. Kita dapat menyusun perencanaan kota untuk menunjang perkembangannya secara serasi dan seimbang. Pendekatan historis atau kronologi dapat pula dilakukan terhadap pertumbuhan industri, migrasi penduduk, perkembangan daerah erosi dan banjir, dan sebagainya.
#4 Pendekatan Sistem (System Approach)
Pendekatan sistem adalah mode berpikir sintetik yang diterapkan kepada masalah yang merupakan suatu sistem. Mode berpikir sintetik adalah mode berpikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme. Doktrin ekspansionisme adalah cara meninjau suatu benda atau hal sebagai bagian dari keseluruhan yang besar. Pendekatan sistem diartikan sebagai suatu metodologi yang digunakan untuk mendekati, menelaah, dan mengkaji sistem gejala geografi dan sistem keruangan (spatial system).
Pelaksanaan pendekatan sistem suatu gejala geografi dikaitkan atau dihubungkan dengan gejala lainnya dalam suatu sistem keruangan. Pendekatan sistem dapat pula diterapkan pada sistem keruangan industri, permukiman, perkotaan, pelabuhan, jaringan transportasi-komunikasi, dan sebagainya.
Misalnya, kajian tentang pertanian di suatu wilayah. Pertanian merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem-subsistem seperti jenis tanah, iklim, teknologi, dan sumber daya manusia. Dengan menggunakan pendekatan sistem, dapat diketahui gejala pertanian pada suatu sistem keruangan dengan segala komponen atau subsistemnya.